Lampung Barat, Buana Informasi TV - Satpol PP Damkar Pemkab Lampung Barat mencatat sebanyak 21 musibah kebakaran terjadi di Lampung Barat, Lampung hingga bulan September 2023.
Kabid Pemadam Kebakaran Satpol PP Pemkab Lampung Barat, Ruspel Gultom mengatakan, kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini terbagi dari jenis kebakaran rumah dan lahan/perkebunan.
“Untuk kebakaran di Lampung Barat, rumah itu sebanyak 15 kejadian, sedangkan untuk kebakaran lahan/perkebunan sebanyak 6 kejadian,” ujar dia mewakili Kepala Satpol PP Damkar, Haiza Rinsa, Kamis (21/9/2023).
“Kebakaran lahan/perkebunan itu mulai marak terjadi pada bulan-bulan ini dikarenakan sudah masuk musim kemarau,” sambungnya.
Ruspel menjelaskan, musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini paling banyak terjadi pada bulan Juni dan Agustus.
“Jika dirinci pada bulan Januari ada 2 kebakaran, Februari 2 kebakaran, April 2 kebakaran, Mei 3 kebakaran,” jelas dia.
“Selanjutnya pada bulan Juni sebanyak 4 kebakaran, Agustus 4 kebakaran, dan di bulan ini 4 kebakaran. Terakhir terjadi baru-baru ini di padang savana Suoh,” terusnya.
Ruspel menuturkan, musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat pada 2023 ini paling sering terjadi di Kecamatan Belalau.
“Sampai saat ini Kecamatan Belalau sudah enam kali terjadi kebakaran, kemudian disusul Kecamatan Balik Bukit sebanyak lima musibah,” tutur dia.
“Selanjutnya Way Tenong tiga musibah kebakaran, Suoh, Kebun Tebu, Pagar Dewa, Sukau, Gedung Surian, Air Hitam, dan Batu Brak yang masing-masing satu musibah,” tambahnya.
Kendati demikian, dirinya bersyukur karena selama terjadinya kebakaran di tahun 2023 ini belum ada korban jiwa satu pun.
Namun hanya ada dua korban yang mengalami luka ringan pada musibah kebakaran yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit tanggal 23 Februari 2023 dan Kecamatan Way Tenong tanggal 15 September 2023.
Selain itu, ungkap Ruspel, total kerugian yang ditaksir dalam semua kejadian kebakaran di tahun 2023 ini mencapai Rp 1,9 miliar.
“Sebelumnya kerugian yang ditaksir hanya Rp 402 juta, namun dengan kejadian kebakaran yang terjadi minggu lalu di Way Tenong jadi bertambah,” ungkap dia.
“Kerugian pada kebakaran di Way Tenong itu diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar. Sehingga jika ditotal menjadi Rp 1,9 miliar,” tambahnya.
Menurut Ruspel, beberapa kejadian kebakaran yang mengalami kerugian lumayan besar biasanya terjadi pada rumah-rumah masyarakat.
“Namun ada kebakaran yang nihil kerugian. Contohnya seperti kebakaran lahan, belukar dan perkebunan kosong,” sebutnya.
Pihaknya juga selama ini terus melakukan upaya-upaya agar bisa menekan kejadian musibah kebakaran di Lampung Barat.
Pihaknya selalu meminta kepada masyarakat terkhusus masyarakat Lampung Barat untuk terus mewaspadai penyebab-penyebab terjadinya kebakaran.
“Masyarakat harus bisa memastikan jaringan listrik di rumahnya masing-masing apakah itu masih layak dipakai atau tidak,” jelas dia.
“Artinya apabila jaringan itu sudah dalam kondisi yang lama atau tua, mohon agar dapat bisa berkoordinasi dengan pihak terkait untuk dapat memperbaiki jaringan listrik tersebut,” terusnya.
Kemudian, lanjut Ruspel, masyarakat juga harus bijak dalam menggunakan alat-alat elektronik yang ada dir rumah.
“Contohnya seperti charger, hp, tv, rice cooker dan lain sebagainya. Apabila tidak dipergunakan segera dicabut,” sebutnya.
“Atau kalau rumah dalam kondisi sedang ditinggal waktu yang lama, diharapkan agar dicabut dari sumber listriknya,” sambungnya.
Selain itu, tambah dia, masyarakat juga harus bijak dalam menggunakan sumber api seperti kompor gas maupun kayu bakar.
“Setelah selesai mempergunakan sumber api itu, pastikan api tersebut sudah padam dan tidak akan menimbulkan bahaya setelah ditinggal,” ucap dia.
“Kita harus benar-benar mengecek keadaan kompor atau sumber api yang ada di dalam rumah kita sendiri untuk keamanan bersama,” lanjutnya.
Kemudian, karena saat ini masih dalam kondisi kemarau panjang, masyarakat juga dituntut untuk terus berhati-hari terhadap pembakaran sampah.
Menurut dia, pembakaran api di sekitar lahan kosong ataupun permukiman saat ini memiliki resiko kebakaran yang lumayan besar.
“Karena saat ini masih kemarau panjang jadi haris waspada. Cuaca panas dan kering semakin mempercepat resiko terjaidnya kebakaran,” pungkasnya. (**/red)