Lampung Selatan, Buana Informasi TV - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung Selatan terus menggencarkan vaksin lumpy skin disease (LSD).
Pasalnya, sepanjang April-Mei 2023 sebanyak 160 ekor ternak sapi di Lampung Selatan mati karena diserang virus LSD. Ratusan sapi itu tersebar di Kecamatan Natar, Jati Agung, Palas, Merbau Mataram, dan Tanjung Bintang.
Kepala Disnakkeswan Lampung Selatan Rini Ariasih mengimbau para peternak menjaga kebersihan kandang.
"Kami mengimbau agar peternak proaktif jika ternaknya ditengarai bergejala LSD. Diawali dengan demam, lalu muncul benjolan-benjolan di kulitnya. Agar segera melaporkan ke petugas puskeswan terdekat," kata Rini, Selasa (11/7/2023).
Rini meminta kepada peternak untuk segera melapor jika ada hewan ternaknya yang mengalami gejala LSD.
"Jangan menunggu terlalu lama sampai ternaknya tidak mau makan. Atau sudah telanjur muncul benjolan yang merata di seluruh tubuh. Karena akan memperlama masa penyembuhannya," ujar Rini.
Rini mengimbau peternak atau jelantik, terutama yang memelihara ternak sapi, agar selalu menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya.
Ia juga meminta peternak atau jelantik untuk membasmi lalat dan nyamuk dengan rajin melakukan penyemprotan obat serangga dan disinfektan ke kandang yang sudah dibersihkan.
Di sisi lain, Rini mengatakan saat ini Disnakkeswan sedang menggencarkan vaksin LSD.
"Kita dapat 8 ribu dosis vaksin LSD dan beberapa sudah kita distribusikan dan masih tetap berlanjut," tutur Rini.
Ia berharap peternak atau jelantik bersabar untuk mendapatkan vaksin LSD.
Karena, pemberian vaksin kepada hewan ternak lebih sulit dibandingkan manusia.
"Kalau mau nyuntikin vaksin ke ternak itu membutuhkan waktu dan juga membutuhkan petugas yang lumayan banyak. Satu hewan ternak yang mau disuntik butuh 5 orang," kata Rini.
"Ada yang bertugas megang suntikan. Lalu ada orang yang bertugas megangin hewannya. Butuh 2-3 orang. Lalu, ada orang yang mencampurkan obatnya. Maka dari itu pendistribusiannya sedikit terhambat," beber dia.
Distribusi vaksin LSD sedikit mengalami kendala karena banyak peternak atau jelantik takut hewan ternaknya mati jika divaksin.
"Kecenderungan dari mereka khawatir ketika hewan ternaknya diberikan vaksin akan kenapa-kenapa," ucap Rini.
"Karena sebelumnya kan juga ada juga vaksin lainnya, yakni PMK. Vaksin PMK ini juga kan banyak, sampe 3 kali. Vaksin 1, vaksin 2 dan booster. Makanya mereka juga takut kalau nanti hewan ternaknya divaksin lalu terjadi masalah," sambungnya.
Menurut Rini, kunci kesembuhan di antaranya penanganan dini.
Sehingga, kata Rini, ketika ditemukan ada ternak sapi yang terindikasi terpapar LSD secepatnya dilaporkan untuk mendapatkan penanganan segera.
Ketika pengobatan segera dilakukan, maka harapannya sapi yang terjangkit bisa sembuh karena sebelumnya tercatat ada sekitar 100-an ekor yang mati.
Untuk itulah, pihaknya mengupayakan pencegahan penyakit LSD dengan cara memberikan vaksin dan menyosialisasikan kebersihan kandang. (**/red)