Bandar Lampung, buanainformasi.tv - Diskes Pemkot Bandar Lampung menyebut belum menemukan kasus peyakit cacar monyet atau Mpox di kota setempat.
Tidak ditemukannya kasus Mpox itu dibenarkan langsung oleh Plt Kepala Diskes Pemkot Bandar Lampung, Desti Mega Putri.
“Hingga saat ini tidak ditemukan, belum ada kasus Mpox di Kota Bandar Lampung,” ujarnya, Jumat (27/9/2024).
Ia menjelaskan, Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet pada sejumlah hewan, termasuk manusia.
Desti menambahkan, Mpox bisa menyebar ketika sedang bersentuhan dengan hewan atau orang yang terinfeksi virus.
“Penularan terjadi saat bersentuhan dengan luka, koreng, droplet pernapasan, atau cairan mulut orang yang terinfeksi,” jelasnya.
“Biasanya juga melalui situasi seperti berpelukan, berciuman, atau bahkan berhubungan seksual,” sambungnya.
Menurutnya, penularan dari hewan ke manusia biasa terjadi melalui kulit yang terluka, seperti akibat gigitan atau cakaran.
Bisa juga melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi cacar (luka) dari hewan yang terinfeksi tersebut.
“Mpox juga dapat menular melalui kontak dengan bahan-bahan yang baru terkontaminasi oleh yang terinfeksi,” tuturnya.
“Contoh seperti pakaian, perlengkapan tidur, dan linen lain yang digunakan oleh orang atau hewan yang terinfeksi,” tambahnya.
Kendati belum ada kasus Mpox, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa peduli dan sadar akan bahaya penyakit tersebut.
Maka dari itu, ia meminta agar masyarakat selalu mengedepankan upaya pencegahan penyakit cacar monyet itu.
“Yakni dengan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi terutama hewan yang sakit atau sudah mati,” sebutnya.
“Menghindari kontak dengan perlengkapan tidur dan bahan lain yang terkontaminasi virus. Mencuci tangan dengan sabun dan air,” lanjutnya.
Lalu, tambah Desti, memasak semua makanan yang mengandung daging atau bagian hewan secara menyeluruh.
Menghindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus, mempraktikkan seks aman, mengenakan masker.
“Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh. Menggunakan APD saat merawat orang yang terinfeksi virus,” tandasnya. (**/red)