Bandar Lampung, Buana Informasi TV - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung merawat EA, bayi perempuan berusia lima bulan yang terlahir tanpa tempurung kepala.
Berikut kisah pilu bayi malang itu.
EA adalah anak ketiga dari pasangan suami istri Daniel (41) dan Sri Wahyuni (39), warga Lebak Peniangan, Kecamatan Rebang Tangkas, Kabupaten Way Kanan.
Saat diwawancarai di ruang Alamanda RSUDAM, Selasa (16/1/2024), Daniel mengatakan, EA lahir pada 7 Agustus 2024 lalu di RS H Kamino, Baradatu, Way Kanan.
Daniel mengatakan, ketika kandungan sang istri memasuki bulan ketujuh, anaknya sudah terdeteksi tidak memiliki tempurung kepala.
"Jadi ada saran bayi itu untuk dikeluarkan. Kami sebagai orang tua tidak tega karena belum waktunya," cerita Daniel.
"Alhamdulillah sekarang ini anak kami telah dirujuk ke RSUDAM untuk mendapatkan perawatan medis," imbuhnya.
EA lahir dengan berat hanya 2,4 kg.
Saat itu dokter memvonis anaknya tidak akan bertahan lama.
Dokter menyebut EA maksimal hanya bisa bertahan selama tiga jam setelah dilahirkan.
Namun, kata Daniel, mukjizat yang membuat anaknya masih hidup sampai saat ini.
"Jadi saya penasaran dan saya tanya lagi kepada dokter tersebut, apakah anak saya ada harapan untuk hidup atau tidak," ucap Daniel.
Dokter tersebut, kata Daniel, malah bingung.
Ia tak menyangka EA bisa bertahan hingga selama ini.
"Tetapi sampai sekarang ini anak kami masih hidup. Kata dokter yang menangani anak kami, dia merasa berdosa tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi anak tersebut," sambungnya.
Rencananya, EA dioperasi di RSDUAM.
Namun, Daniel mengaku tak bisa berbuat banyak karena kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan.
"Saya ini orang tak punya, hanya sebagai petani. Di rumah juga masih ada dua anak lagi," tutur Daniel.
"Saya berharap anak ini sehat. Lancar operasinya besok dan selamat," kata dia lagi.
Menurut dia, dokter menyatakan pertumbuhan EA cukup baik.
Daniel menceritakan, saat berada di dalam kandungan, posisi bayi melintang.
Humas RSUDAM Sabta Putra membenarkan EA lahir tanpa batok atau tempurung kepala.
"Itu biasanya ada kelainan saat kehamilan, sehingga menyebabkan tanpa batok kepala," kata Sabta.
Ia mengatakan, biasanya kondisi ini bisa dideteksi saat kehamilan.
"Rencananya anak ini akan ditangani dokter anak, dokter bedah saraf, dan besok akan melakukan operasi," terusnya.
"Kejadian ini dikatakan sangat langka karena terjadi kurang dari satu per 15.000 kelahiran per tahun," jelasnya. (**/red)