Bandar Lampung, buanainformasi.tv - Sektor pelayanan publik menjadi penopang utama dalam realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Provinsi Lampung pada triwulan II 2024.
Berdasarkan catatan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) realisasi PNBP Provinsi Lampung pada Triwulan kedua 2024 mencapai Rp 688,5 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah DJKN Lampung dan Bengkulu, Hariyadi Murti Kurniawan mengatakan, kontribusi signifikan dari pelayanan masyarakat tahun ini telah mencapai 91,41 persen dari target APBN.
"Untuk penerimaan atas pelayanan kepada masyarakat dari PNBP lainnya tumbuh 4,27 persen dari tahun ke tahun," ujar Hariyadi, Jumat (4/10/2024)
"Yang telah teralisasi sebesar Rp 410,26 miliar atau 91,41 persen dari target APBN," imbuhnya
Adapun peningkatan penerimaan rumah sakit dari Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung sendiri menyumbang senilai Rp 23,7 miliar.
Selain itu, pendapatan uang pengganti tindak pidana korupsi (Tipikor) yang telah diputuskan atau ditetapkan pengadilan sebesar Rp17,36 miliar.
Dia melanjutkan, realisasi PNBP lainnya berasal dari pendapatan biaya pendidikan yang diterima oleh perguruan tinggi.
Di mana peningkatan PNBP badan layanan umum salah satunya disumbang oleh pendapatan jasa pendidikan dari Universitas Lampung yang mencapai Rp 158,5 miliar.
Kemudian pendapatan biaya pendidikan Institut Teknologi Sumatera (Itera) sebesar Rp 78,67 miliar.
Adapun UIN Radin Intan Lampung menyumbang pendapatan sebesar Rp70,12 miliar.
Selain itu, sektor lain yang berkontribusi pada PNBP Lampung diantaranya Sumberdaya Alam, Pertambangan, kehutanan serta panas bumi.
"Untuk pendapatan dari sumber daya alam berjumlah Rp 4,57 miliar yang berasal dari pendapatan pertambangan mineral dan batubara Rp 1,66 miliar, pendapatan kehutanan Rp2,3 miliar, dan pendapatan panas bumi Rp0,6 miliar," kata Hariyadi.
Sementara realisasi per jenis PNBP aset, piutang, dan lelang sudah mencapai Rp 24,9 miliar atau 51,59 persen dari target tahunan.
Dia mengatakan jika realisasi PNBP aset mengalami pertumbuhan 2,17 persen dari tahun ke tahun, yang berasal dari bea lelang yang tumbuh 71,91 persen.
"Untuk realisasi PNBP yang berasal dari penyelesaian piutang negara mengalami kontraksi -89,7 persen karena outstanding BKPN yang cenderung menurun setiap tahunnya karena pembatasan kriteria piutang negara," pungkasnya. (**/red)