breaking news Baru

Pesawat Super SpaceX Akan Jatuhkan Stasiun Antariksa ke Bumi

Nasional, buanainformasi.tv - NASA menyewa SpaceX milik Elon Musk untuk penghancuran Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS pada akhir dekade ini. Badan antariksa itu memberi kontrak USD 843 juta atau sekitar Rp 13,8 triliun ke SpaceX untuk membangun apa yang disebut 'Kendaraan Deorbit'.

Pesawat luar angkasa ini akan dirancang memandu laboratorium seukuran lapangan bola itu kembali ke atmosfer Bumi setelah pensiun di 2030. Kendaraan buatan SpaceX dirancang menghancurkan ISS dengan mendorongnya dari orbit. "Sangat penting mempersiapkan deorbit ISS yang aman dan bertanggung jawab dengan cara terkendali," kata NASA.

NASA memilih SpaceX untuk merancang kendaraan yang disebut US Deorbit Vehicle (USDV) itu dari perusahaan lain, Northrop Grumman, karena SpaceX akan mendasarkan desainnya dari hardware yang sudah terbukti mampu mengangkasa.

Nah, SpaceX baru saja membocorkan bahwa pesawat yang akan mereka buat untuk menarik turun ISS itu adalah versi kuat atau superpower dari kapsul Dragon yang saat ini biasa membawa astronaut atau kargo untuk pergi pulang dari ISS.

Kamis (18/7/2024) Dana Weigel, manajer program ISS NASA, menjelaskan bahwa meski terdapat arsitektur Dragon yang signifikan, sekitar setengah dari USDV akan sepenuhnya baru. Adapun 100% teknologi deorbit juga akan menjadi hal baru untuk pesawat ruang angkasa ini.

Tujuan USDV adalah melakukan serangkaian proses pembakaran yang akan terjadi selama minggu terakhir masa pakai ISS. NASA berencana meluncurkan pesawat itu sekitar 18 bulan sebelum pembakaran ini terjadi.

USDV akan berlabuh di bagian depan ISS dan tetap berada di situ sementara ISS perlahan melayang turun ke Bumi. Rencananya, kru akan tetap berada di dalamnya selama mungkin untuk mempertahankan lintasan stasiun, tapi mereka pada akhirnya akan kembali ke Bumi untuk terakhir kalinya sekitar enam bulan sebelum ISS dihancurkan.

USDV mulai berfungsi saat ISS mencapai ketinggian sekitar 220 km di atas Bumi. Ia akan melakukan serangkaian pembakaran untuk mengatur ISS agar memiliki lintasan deorbit yang tepat selama sekitar empat hari sebelum melakukan pembakaran terakhir. Bagian ISS yang tak terbakar di atmosfer akan mendarat di lautan tak berpenghuni yang belum ditentukan.

Misi itu jelas rumit dan SpaceX harus mengembangkan kendaraan yang kuat untuk memandu ISS menuju Bumi. "Yang menurut saya paling rumit dan menantang adalah pembakaran terakhir harus cukup kuat untuk menerbangkan seluruh ISS sambil menahan torsi dan gaya karena meningkatnya hambatan atmosfer untuk memastikannya akhirnya berhenti di lokasi yang diinginkan," cetus Sarah Walker, direktur manajemen misi Dragon di SpaceX.

Desain utama SpaceX adalah pesawat ruang angkasa yang akan memiliki enam kali lebih banyak propelan dan tiga hingga empat kali lipat pembangkit listrik dan penyimpanan dibanding kapsul Dragon. Hasil akhirnya tampak seperti Naga konvensional dengan belalai besar terpasang di ujungnya.

Pejabat NASA mengatakan mereka setuju dengan mitra Roscosmos, Badan Antariksa Eropa, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, dan Badan Antariksa Kanada untuk memakai kendaraan deorbit dari swasta setelah menyadari kemampuan yang disediakan Roscosmos tidak sesuai dengan ukuran ISS. (**/red)