Lampung Barat, Buana Informasi TV - Tempat pembuangan sampah liar di Pekon Canggu, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, Lampung akhirnya ditutup total.
Camat Batu Brak, Lampung Barat, Ruspel Gultom mengatakan, penutupan tempat pembuangan sampah liar itu dilakukan sekitar seminggu yang lalu.
“Masalah sampah menumpuk di Canggu ini klasik, sudah lama menjadi permasalahan,” ujarnya, Kamis (6/6/2024).
“Sekarang ini kita mau mencoba untuk bersihin lalu kita pagar tinggikan pakai bambu dan segera buat banner larangan buang sampah,” terusnya.
Ia mengatakan, dalam penutupan lokasi tumpukan sampah liar itu, pihaknya dibantu oleh PT TOP dalam hal pembersihan tumpukan sampah.
Berdasarkan pantauan di lokasi, TPS liar yang sebelumnya terdapat banyak tumpukan sampah itu kini sudah nampak bersih.
Pagar bambu menjulang tinggi menutupi lokasi tersebut, harapannya, tidak ada lagi oknum yang membuang dan melempar sampah.
Respel menambahkan, pembuatan pagar bambu di lokasi TPS liar itu dilakukan secara swadaya yang dalam hal ini memakai tenaga manusia.
“Kita pakai tenaga manusia dari pemerintah kecamatan, aparat Pekon Canggu dan dibantu Pekon Kota Besi,” sebutnya.
Ruspel menilai, lokasi tumpukan sampah di perbatasan Pekon Canggu dan Pekon Kota Besi itu tidak seharusnya menjadi tempat TPS liar.
Sebab menurutnya, akan banyak dampak yang ditimbulkan jika TPS liar tersebut dibiarkan terus menerus seperti itu.
“Yang jelas tempat itu bukan tempat pembuangan sampah, karena itu jalan lintas dan dekat dengan permukiman masyarakat,” jelasnya.
“Sangat mengganggu pandangan dan bau. Sehingga menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan,” tambahnya.
Menurut Ruspel, kesadaran dan kepedulian untuk menjaga lingkungan sangat diperlukan untuk menyelesaikan permsalahan ini.
“Karena dari keterangan masyarakat, oknum yang membuang sampah ada juga dari pengendara. Enggak tau darimana tau-tau buang di situ,” tuturnya.
“Semoga bisa cepat selesai masalah ini, karena yang utama itu dari kesadaran masyarakat. Semoga masyarakat bisa merubah kebiasaan,” terusnya.
Terakhir ia menegaskan akan memberi sanksi sosial jika terdapat oknum masyarakat yang ketahuan membuang sampah di lokasi itu lagi.
“Jika ada masyarakat yang ketahuan membuang sampah, akan dikenakan sanksi sosial, kita suruh bawa lagi sampahnya,” tegasnya.
“Atau bisa kita viralkan, kita bawa ke pekon untuk diberikan sosialisasi. Untuk denda belum sampai ke situ, yang jelas sanksi sosial dahulu,” tandasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya terdapat satu unit kontainer sampah yang diletakkan oleh DLH Pemkab Lampung Barat di lokasi itu.
Namun saat ini, satu unit kontainer itu sudah dikembalikan ke DLH Pemkab Lampung Barat karena lokasi itu sudah dibersihkan.
Diberitakan sebelumnya, permasalahan sampah yang ada di Pekon Canggu, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat seakan tak pernah usai.
Tumpukan sampah di pinggir jalan yang menjadi pembatas Pekon Canggu dan Pekon Kota Besi itu kerap menjadi keluhan masyarakat Lampung Barat.
Merespon keluhan itu, DLH Pemkab Lampung Barat langsung mengambil tindakan agar setidaknya dapat mengatasi sedikit permasalahan itu.
Kabid Kebersihan DLH Pemkab Lampung Barat, Ardiansyah Fikri mengaku, pihaknya sudah meletakkan satu unit kontainer sampah di lokasi tersebut.
“Sekitar dua minggu lalu kita sudah meletakkan bak sampah atau kontainer di sekitar lokasi itu,” ujarnya mewakili Kepala DLH, M Henry Faisal beberapa waktu lalu.
“Itu respon (upaya) dari pemerintah daerah, setidaknya dapat mengatasi permasalahan sampah yang ada di Pekon Canggu tersebut,” sambungnya.
Dewasa ini, permasalahan sampah yang ada di wilayah tersebut memang cukup kompleks dan kerap menjadi isu lingkungan yang selalu dibahas.
Pemandangan sampah yang menumpuk dan melebar hingga masuk ke badan jalan tentunya dapat merusak keindahan lingkungan sekitar.
Bahkan yang lebih parah, tumpukan sampah itu dapat mencemari lingkungan karena menimbulkan bau yang tak sedap dan menjadi sarang penyakit.
Kendati begitu, Fikri, sapaan akrab Kabid Kebersihan itu meminta agar permasalahan sampah tersebut tidak hanya dilihat dari satu sisi saja.
Sebab menurutnya, diperlukan peran dari semua elemen untuk sama-sama bergandengan mengatasi permasalahan tersebut.
“Di sini peran semua pihak diperlukan, terutama kesadaran diri masing-masing akan pentingnya menjaga kebersihan,” ucapnya.
“Dengan meningkatkan kesadaran diri untuk menjaga kebersihan lingkungan, tentunya permasalahan seperti ini tidak akan terjadi,” terusnya.
Ia mengaku, pihaknya telah beberapa kali mengimbau masyarakat hingga mengundang pihak pemerintah kecamatan dan pekon untuk mengatasi masalah ini.
Bahkan lokasi yang menjadi tempat pembuangan sampah liar itu sempat dibersihkan dan ditutup agar tidak ada lagi yang membuang sampah.
Namun, tak lama dari itu, masyarakat kembali membuang sampah di lokasi tersebut hingga menumpuk lagi dan kembali menjadi persoalan.
“Udah pernah kita tutup, waktu itu alat berat langsung turun untuk membersihkan semua sampah di situ,” ungkapnya.
Salah satu warga yang enggan disebut identitasnya mengaku, selain masyarakat, pengendara juga turun andil menyumbang sampah di lokasi itu.
“Kalau untuk yang buang sampah di sini masyarakat juga melakukan itu, bahkan pengendara yang lewat juga melakukan,” ujarnya.
“Mobil, motor lewat enggak tau asal mereka darimana tiba-tiba langsung buang sampah. Mereka lempar sampahnya,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan tim Tribunlampung.co.id di lokasi, tak hanya sampah rumah tangga, sampah yang menumpuk di lokasi tersebut sangat beragam.
Mulai dari limbah, kotoran, buah-buahan maupun sayur busuk dan lainnya. Mereka berlomba memberi warna pada tumpukan sampah tersebut.
Kendati sudah memberikan solusi, warga meminta pemerintah agar bertindak tegas terhadap permasalahan sampah di lokasi itu.
“Karena kalau cuma bersihin terus meletakkan bak sampah tapi selanjutnya didiemin lagi ya rasanya percuma,” tuturnya.
“Besok-besok pasti ada yang buang sampah lagi. Karena mereka merasa tidak ada yang mengawasi dan berani-berani aja buang di situ,” sambungnya.
Di samping itu, ia juga mengakui bahwa kesadaran dari masyarakat juga berpengaruh besar terhadap permasalahan lingkungan.
Sebab menurutnya, pola pikir masyarakat yang tidak perduli dengan lingkungan tentunya akan menciptakan lingkungan yang tidak baik juga.
Untuk itu ia berharap agar pemerintah dan masyarakat bisa saling bersinergi untuk menuntaskan masalah sampah tersebut.
“Bukan hanya di Pekon Canggu saja, tapi di lokasi-lokasi lain yang terdapat banyak sampah dan menjadi tempat pembuangan liar,” ucapnya.
“Itu semua tergantung dari cara berkomunikasi dan tindakan pemerintah ke masyarakat dan respon baik masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan,” pungkasnya. (**/red)