Nasional, Buana Informasi TV - Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) dijanjikan PSSI untuk menggelar Liga 1 Putri pada tahun 2025. Sebelum itu akan ada kompetisi kelas usia dulu.
Sekjen ASBWI Souraiya Farina mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menyiapkan langkah-langkah penunjang sebelum digelarnya Liga 1 Putri. Kompetisi U-13 dan U-15 akan menjadi langkah awal yang akan menjadi fokus sebelum menggelar liga.
Kompetisi kelas usia dipilih untuk memberikan wadah kepada para pemain muda untuk mematangkan diri. Setelah punya pengalaman, diharapkan para pemain sudah siap tampil di level senior.
"Ada rencana strategis sebenarnya. Ditargetkan federasi dan didukung ASBWI agar timnas putri bermain Piala Dunia 2035. Juara Asia 2038. Tapi itu nggak mungkin serta merta. Kita bicara kompetisinya, kalau serta merta langsung tanpa mikirin fondasi sama saja kosong," kata Souraiya Farina, dalam diskusi yang digelar PSSI Pers bertajuk "94 TAHUN PSSI: MAU KE MANA?" di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (11/5/2024).
"Kenapa? Data sepakbola wanita ada 171 klub homogen di seluruh Indonesia. 140 di antaranya coba memenuhi sejumlah aspek lisensi klub. Apa saja? Punya struktur, badan hukum, kepelatihan mumpuni, dan legalitas. Personal juga punya dirtek dan lain sebagainya," ujarnya.
Dari 171 klub khusus putri itu, ada lima ribu pemain, yang tiga ribu di antaranya sudah masuk data ASBWI. Jika dikerucutkan lagi, 1500 di antaranya merupakan pemain U-15, yang dilatih oleh 71 orang.
Jumlah 1500 pemain itu akan coba dimaksimalkan ASBWI dengan diterjunkan ke dalam kompetisi kelas usia sebagai fondasi untuk membangun timnas yang tangguh demi memenuhi target federasi. Dengan menjalankan tahapan-tahapan itu, ASBWI yakin sepakbola putri masih punya harapan.
"Jadi tim putri sekarang mereka harus punya kategori U-13 dan U-15. Kenapa? Karena target PSSI adalah 2035 Piala Dunia. Jadi fokus yang muda bukan sekarang. Jadi sebenarnya ada harapan untuk bola wanita," ucap Souraiya.
"Jadi sekarang itu saatnya melakukan, bukan bicara. Karena kalau merumuskan saja, lalu dikasih tau ke media sosial dan media, ya selesai di situ saja. Kalau mau memperbaiki dan bermimpi tapi nggak tau apa yang mau dibikin, itu omong kosong dan hanya pencitraan," ucapnya.
Sepakbola wanita memang bak anak tiri yang kurang diperhatikan. Sampai saat ini kompetisi hanya berjalan satu kali pada 2019, setelah pandemi COVID-19 belum pernah bergulir lagi.
Karena ketiadaan kompetisi, Timnas Wanita babak belur dihajar Australia 18-0 di Piala Asia Wanita 2022. Terbaru, Timnas U-17 Wanita kembali babak belur kalah 1-6 dari Filipina, takluk 0-12 dari Korea Selatan, dan kalah 0-9 dari Korea Utara di Piala Asia Wanita U-17 2024 di Bali.
"ASBWI juga apapun yang didengar versi negatif, masukkan, kita terima. Dan buktinya hari ini ada 171 klub homogen ada. Ini bagian yang harus diapresiasi. Mereka melaksanakan itu tanpa disorot siapapun tapi tetap konsisten untuk bola wanita," ucap Souraiya.
"Dan sekarang pada 2025 akan ada Liga 1 Putri, nah ASBWI terima itu. Di 2024 harus ada kompetisi usia muda agar di 2025 dan 2026 nanti jadi senior. Sepakbola wanita ini sebenarnya bukan hanya tentang timnas tapi juga tentang kompetisi dan pengembangannya. Jadi kita bicara wanita di sepakbola. Semakin ke sini makin banyak pemain putri yang bermain bola Itu hal positif. Semoga ke depan makin banyak dan kompetisi juga berjalan," katanya lagi. (**/red)