Lampung Tengah, Buana Informasi TV – Terduga pembunuh polisi di Losmen wilayah Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah ternyata anak putus sekolah.
Bahkan anak yang diduga sebagai pelaku utama pembunuhan anggota polisi di Lampung Tengah ini hidup tanpa orang tuanya atau sebatang kara.
Itu karena orang tua anak yang menjadi pelaku pembunuhan polisi di losmen Lampung Tengah sudah tidak kuat menghadapi kelakuan putranya.
Keluarga anak berinisial AE (17) sudah pindah ke Jambi meninggalkannya di Lampung Tengah.
Kini AE harus mempertanggungjawabkan perbuatannya lantaran diduga telah membunuh seorang anggota polisi.
Diketahui polisi menangkap AE remaja asal Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah saat sedang dalam pelarian usai membunuh Briptu Singgih Abdi Hidayat.
Bocah itu diamankan Tekab 308 Polres Lampung Tengah karena diduga membunuhan Briptu Singgih Abdi Hidayat di Losmen Tegar, Kampung Setia Bakti, Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah.
Remaja itu ditangkap saat membawa kabur mobil korban, Sabtu (23/3/2024) di Jalan Raya Seputih Raman. Tepatnya di depan Pasar Seputih Raman, Lampung Tengah,
Dari serangkaian aksi pembunuhan yang dilakukannya, ternyata remaja putus sekolah dan tanpa pekerjaan itu terkenal berandal sejak kecil.
Seperti yang dikatakan Hanif, warga Seputih Raman yang sudah cukup lama mengenal AE.
Hanif mengatakan, AE memang terkenal karena tindakan kriminal yang sering dilakukannya.
“Anak itu emang berandal, sering bawa kabur barang orang terus dijual, ntah itu motor, atau bahkan mobil,” katanya, Minggu (24/3/2024).
“Kalau ada info soal dia nipu, maling, dan lainnya, kita nggak heran lagi, emang gitu orangnya,” tambahnya.
Bahkan, kata dia, orangtuanya pun kualahan menghadapi prilaku AE.
Mereka pun sampai menjual rumah yang ada di Lampung, lalu pindah ke Jambi, meninggalkan AE.
Akhirnya, lanjut dia, AE pun hidup berkeliaran di Lampung tanpa orang tua di usianya yang masih bocah.
“Dia sebenarnya sering ketangkep polisi, tapi karena dia masih usia bocah, dia gampang bebas,” ungkap Hanif.
Padahal, Hanif dan teman sebayanya dulu awalnya prihatin karena AE ditinggalkan orangtua.
Diapun sempat mencoba mengakrabkan diri lagi agar setidaknya bisa membuat AE tobat.
Namun, Hanif merasa usahanya sia-sia.
AE malah dicap memiliki gangguan kejiwaan, karena kegilaan dan sikap berandalannya.
“Kayaknya si dia udah agak miring, soalnya nggak wajar banget. Apalagi kasus dia yang baru ini,” tutupnya. (**/red)