Bandar Lampung, Buana Informasi TV - Pemkot Bandar Lampung menggelar pasar murah serentak di 20 kecamatan se-Bandar Lampung, hari ini.
Di pasar murah Pemkot Bandar Lampung ini, terdapat 5 barang komoditas yang disubsidi dan dijual dengan harga yang lebih murah dibanding di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan Pemkot Bandar Lampung Wilson Faisol mengatakan, antusias masyarakat Bandar Lampung luar biasa pada gelaran pasar murah kali ini.
"Sesuai intruksi wali kota, hari ini kita menggelar pasar murah serentak di 20 kecamatan," kata Wilson, Rabu (21/3/2024).
"Antusias masyarakat luar biasa, dan semua berjalan tertib. Mudah-mudahan dengan pasar murah ini masyarakat Bandar Lampung dapat terbantu," tuturnya.
Ia pun menerangkan, guna menggelar pasar murah ini pihaknya menggelontorkan anggaran Rp 450 juta.
"Anggaran kita Rp 450 juta, dan masyarakat yang tidak kebagian kali ini, masih ada 2 kali putaran lagi pasar murah, insyaallah semua kebagian," ucapnya.
Ia merincikan, adapun 5 komoditas yang dijual di pasar murah mulai dari beras premium Rp 69.000 disubsidi Rp15.000 menjadi Rp 54.500 per lima kilogram.
"Dan subsidi beras memang yang paling besar ya," ujarnya.
Kemudian gula pasir dari harga Rp16.000 disubsidi Rp 4.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram.
"Lalu minyak goreng Rp 14.500 kita subsidi Rp 5.000 menjadi Rp 9.500 per liter," ucapnya.
Telur ayam Rp 30.500 disubsidi Rp 7.500 menjadi Rp 23.000 per kilogram.
Kemudian tepung Rp 12.000 perkilogram disubsidi Rp 3.000 menjadi Rp 9.000 per kilogram.
Sementara, pantauan Tribun Lampung di Kelurahan Gunung Sari, Enggal, komoditi di pasar murah Pemkot Bandar Lampung sudah habis diserbu warga sejak pukul 09.00 WIB.
"Kita mulai jam 8 pagi dan jam 9 pagi sudah habis, hanya sisa beras beberapa. Dan ini tidak ada syarat seperti KTP karena kita sudah memahami warga kita masing-masing, dan minimal 1 orang membeli 1 paket," kata Camat Enggal, Supriyadi.
"Dan di pasar murah ini ada juga dari retail modern yang turut memeriahkan pasar murah, meraka juga menjual berbagai kebutuhan pokok," pungkasnya. (**/red)