breaking news Baru

Pembangunan Dikebut, Progres Stasiun MRT Thamrin-Monas Capai 68,79 Persen

Nasional, Buana Informasi TV - PT MRT Jakarta (Perseroda) masih membangun jalur MRT Jakarta fase 2A. Saat ini progres pembangunan fase 2A CP 201 (Stasiun Thamrin-Monas) mencapai 68,79% per 25 Januari.
Seperti diketahui Fase 2A terbagi menjadi tiga bagian, yaitu fase 2A CP201 (Stasiun Thamrin-Monas), CP 202 (Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar), dan CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota).

Adapun pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan box jacking, yaitu metode dorong yang digunakan dalam membangun entrance satu yang ada di Jalan Museum. Kemudian progresnya telah penggalian entrance dua yang berada di silang barat daya Monas, pengecoran lantai dasar suar penyejuk (cooling tower base slab), instalasi dan penyelesaian dinding, double wall dan ACP, rangka langit-langit (ceiling), persiapan pekerjaan lantai, serta pekerjaan instalasi sistem HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioner) suplai air dan drainase, dan pemadam kebakaran serta elektrikal.

Sementara di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pengecoran lantai dasar (base slab), pengecoran kolom, instalasi OTE duct, dan pondasi entrance empat serta cooling tower ventilation tower.

"Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Januari 2024 telah mencapai 25,54%," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo dalam keterangan tertulis, Rabu (31/1/2024).

Lebih lanjut, pada CP 202, cakupan pekerjaannya meliputi pekerjaan D-Wall Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar dan fabrikasi pembesian D-Wall (diaphragm wall), pekerjaan tiang kolom sementara penopang lantai, dan atap selama masa ekskavasi stasiun (king post).

Selain itu, CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pembangunannya pun masih terus berlanjut dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Januari 2024, perkembangannya sudah mencapai 44,69%.

Dengan progres pembangunan di Stasiun Glodok, meliputi pekerjaan perakitan mesin bor terowongan satu di sisi utara stasiun, persiapan peluncuran mesin bor terowongan dua di sisi selatan stasiun, perakitan gantry crane untuk persiapan pembangunan terowongan, dan pekerjaan dinding stasiun.

"Sementara di Stasiun Kota, sedang dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk lower concourse slab, base
slab, dan struktur lower concourse slab. Kemudian juga pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) pada jalur Bundaran HI-Kota dilakukan dengan sistem limited international bidding (bilateral tied)," lanjutnya.

Dia menjelaskan pada 30 November 2023 lalu, tiga perusahaan kontraktor telah memasukkan dokumen proposal dan saat ini sedang dilakukan finalisasi hasil evaluasi finansial. CP 206 rolling stock kereta telah dilakukan call for tender pada 3 November 2023 dan saat ini sedang dalam masa klarifikasi.

"Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap penyusunan dokumen tender dan penyelesaian aspek kontraktual maupun
teknis.

Sebagai informasi, fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027. Segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

Sedangkan fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).

 

Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, tapi juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang. (**/red)