Nasional, Buana Informasi TV- Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza benar-benar telah berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan dan banyaknya pasien imbas peperangan Israel Vs Hamas. PKS berharap pengiriman kapal RS TNI bisa segera terlaksana.
"Salah satu dukungan yang kita berikan adalah pengiriman Kapal Rumah Sakit milik TNI AL. Semoga segera terlaksana dan tiba untuk memberi pertolongan yang lebih baik untuk rakyat Gaza Palestina," ujar Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini, kepada wartawan, Jumat (17/11/2023).
Jazuli meminta Pemerintah Indonesia mendesak negara-negara teluk dan tetangga terdekat untuk menyiagakan instalasi medis untuk merawat pasien-pasien korban yang berhasil dievakuasi.
"Meski demikian kita tetap meminta Pemerintah RI berupaya lebih keras melalui diplomasi bilateral maupun multilateral mencari jalan agar bisa menyelamatkan korban sipil di Gaza yang sudah tidak tertangani lagi," imbuh Jazuli.
Jazuli telah kehabisan kata-kata atas kekejaman Israel. Terutama soal serangan Israel ke rumah sakit.
"Sebenarnya kita berharap pada PBB, saat yang sama kita juga tahu ratusan resolusi dan aturan PBB dilanggar Israel tanpa sanksi. Setiap ada resolusi selalu diveto AS," lanjutnya.
Jazuli bangga terkait sikap Pemerintah Indonesia. Apalagi Menlu RI Retno Marsudi sudah lantang bersuara di berbagai forum dunia terkait kondisi di Gaza. Lobi-lobi untuk terus adanya upaya kolektif menghentikan kekejaman Israel tak henti dilakukan Indonesia.
"Tapi kita berhadapan dengan monster pembunuh masal yang bebal. Saya kira persoalannya Israel bebal karena didukung kekuatan besar AS dan Eropa," kata Jazuli.
"Maka demonstrasi besar di berbagai negara khususnya di AS dan Eropa, suara-suara kritis dari parlemen dan masyarakat sipil dan berbagai elemen lainnya menjadi tumpuan harapan agar pemerintahan penyokong Israel semakin kehilangan legitimasi dan mengubah sikapnya," lanjutnya.
Seperti diketahui, RS Indonesia di Gaza didirikan berdasarkan hasil donasi rakyat Indonesia sebagai bentuk bantuan di bidang kesehatan untuk rakyat Palestina yang menjadi korban serangan Israel. Donasi itu sama sekali tidak ada dana bantuan asing.
Untuk itu, RS ini diberi nama RS Indonesia dengan harapan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.
Jumat (17/11/2023), situasi terkini di RS Indonesia itu diungkap oleh koresponden Al Arabiya di lapangan dan Direktur RS Indonesia Atef al-Kahlout.
Rekaman video dari rumah sakit yang terletak di Beit Lahiya itu menunjukkan warga Palestina yang mengalami luka-luka berbaris di lorong-lorong fasilitas medis dan berbaring di tengah genangan darah. Al-Kahlout menuturkan bahwa sedikitnya 45 pasien di RS Indonesia membutuhkan 'intervensi bedah segera'.
"Kami tidak bisa menawarkan layanan apa pun lagi... kami tidak bisa menawarkan tempat tidur apa pun kepada para pasien," tutur al-Kahlout saat berbicara kepada Al Jazeera pada Kamis (16/11) waktu setempat.
Sementara RS Indonesia memiliki kapasitas untuk 140 pasien, al-Kahlout mengatakan bahwa sekitar 500 pasien saat ini berada di dalam rumah sakit tersebut. Dia bahkan menyatakan dirinya meminta ambulans untuk 'tidak membawa lebih banyak orang-orang yang terluka' ke rumah sakit itu karena kurangnya kapasitas.(**/red)