Bank Indonesia merilis data Utang Luar Negeri Indonesia per akhir Agustus 2023

Nasional, Buana Informasi TV - Bank Indonesia merilis data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per akhir Agustus 2023. Singapura menjadi negara yang memberikan utang terbanyak ke Indonesia.
Sudah lazim jika sebuah negara memiliki ULN. ULN merupakan utang yang diperoleh dari kreditor di luar negara tersebut. ULN Indonesia berasal dari berbagai negara dengan jumlah yang berbeda-beda. Lantas, negara apa saja yang memberikan utang terbanyak ke Indonesia?

Dilansir dari Statistik Utang Luar Negeri Indonesia oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, berikut negara-negara pemberi utang terbanyak ke Indonesia:

1. Singapura: US$ 55,2 juta atau setara Rp 867,9 miliar
2. Amerika Serikat: US$ 29,5 juta atau setara Rp 463,8 miliar
3. Jepang: US$ 22,9 juta atau setara Rp 360,06 miliar
4. China: US$ 21,04 juta atau setara Rp 330,8 miliar
5. Hong Kong: US$ 17,7 juta atau setara Rp 278,3 miliar
6. Negara Asia lainnya: US$ 10,3 juta atau setara Rp 161,9 miliar
7. Korea Selatan: US$ 6,6 juta atau setara Rp 103,7 miliar
8. Jerman: US$ 5,3 juta atau setara Rp 83,3 miliar
9. Negara Amerika lainnya: US$ 5,1 juta atau setara Rp 80,1 miliar
10. Belanda: US$ 4,6 juta atau setara Rp 72,3 miliar

Dikutip dari siaran pers Bank Indonesia, ULN Indonesia pada akhir Agustus 2023 mencapai US$ 395,1 miliar atau setara Rp 6.212 triliun (kurs Rp 15.723). Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 397,1 miliar atau setara Rp 6.243 triliun.

Penurunan angka ULN ini berasal dari penurunan ULN pemerintah dan ULN swasta. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu 0,7% (yoy).

ULN pemerintah menurun menjadi US$ 191,6 miliar atau setara Rp 3.012 triliun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun pendistribusian ULN pemerintah, yaitu 24% untuk jasa kesehatan dan kegiatan sosial, 18,2% untuk administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, 16,8% untuk jasa pendidikan, 14,2% untuk konstruksi, dan 10,1% untuk jasa keuangan dan asuransi.

ULN sektor swasta juga menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menjadi US$ 194,3 miliar atau setara Rp 3.055 triliun. Berdasarkan sektor ekonomi, pendistribusian ULN swasta berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, yang mencapai 78,2% dari total ULN swasta. (**/red)