breaking news Baru

WHO Mendesak Hamas Membebaskan Semua Sandera

Nasional, Buana Informasi TV - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera sipil. Kepala badan kesehatan PBB itu mengingatkan perang antara Israel dan Hamas hanya membawa kehancuran dan kengerian.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia sangat prihatin dengan serangan Israel, di mana anak-anak dan warga sipil Palestina yang tidak bersalah yang "membayar akibatnya".

Konflik tersebut "adalah pengingat buruk betapa cepatnya kesehatan jutaan orang dapat terancam", kata pemimpin badan kesehatan PBB tersebut, dalam komentar yang diedarkan di kantor pusat WHO di Jenewa.

"Perang tidak akan membawa apa-apa selain kehancuran dan kengerian," katanya pada KTT Kesehatan Dunia di Berlin, berbicara dari Manila, Filipina, dikutip kantor berita AFP, Senin (16/10/2023).

Israel mengumumkan perang terhadap Hamas pada Minggu lalu, sehari setelah para milisi Hamas menerobos perbatasan dan membunuh lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Serangan udara tanpa henti yang terjadi setelahnya telah menyebabkan sedikitnya 2.670 orang tewas di Jalur Gaza, yang sebagian besar merupakan warga sipil Palestina.

Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah mengkonfirmasi 155 orang disandera oleh Hamas, sejak kelompok itu melancarkan serangan mematikannya pekan lalu.

"WHO menyerukan Hamas untuk membebaskan sandera sipil, dan kami terus mengimbau Israel untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil dan fasilitas kesehatan," kata Tedros.


Bos WHO itu menyebut serangan Hamas "tidak dapat dibenarkan dan mengerikan", dan mengatakan bahwa serangan tersebut "biadab dan harus dikutuk".

"Saya juga sangat prihatin dengan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina. Warga sipil dan anak-anak yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya," tambahnya.

Militer Israel telah memerintahkan penduduk di bagian utara Jalur Gaza hampir setengah dari 2,4 juta penduduknya untuk menuju ke wilayah selatan yang aman, menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan Israel.

"Meminta 1,1 juta orang untuk pindah dari utara ke selatan Gaza dalam waktu sesingkat itu akan menciptakan tragedi kemanusiaan," kata Tedros.

"Evakuasi paksa terhadap pasien dan petugas kesehatan akan semakin memperburuk bencana kemanusiaan dan kesehatan masyarakat," imbuhnya. (**/red)