Pesisir Barat, buanainformasi.tv - Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana (DP3AKB) mengaku terdapat efek psikologis yang dialami siswi SMP korban perundungan atau bullying yang terjadi di Pesisir Barat Lampung.
"Terdapat efek psikologis dari korban, apalagi ayah korban baru tujuh hari meninggal dan ibunya tidak bersama korban, korban sendiri saat ini tinggal di rumah pamannya," ungkap Kepala DP3AKB Pesisir Barat, Budi Wiyono, Minggu (13/10/2024).
Pihaknya akan melakukan monitoring terhadap korban baik di rumah maupun di sekolah, dengan mengikutsertakan peran orang tua atau guru.
Atas kejadian tersebut pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap sekolah terkait penanganan kekerasan dalam satuan pendidikan dan pola asuh anak dan remaja.
"Rencananya Senin esok kita akan mulai melakukan pembinaan di SMPN 2 dan menggalang ikrar dari warga sekolah terkait pencegahan kekerasan anak dan bullying," ujarnya.
Pihaknya juga akan mendampingi pelaku serta memberikan bimbingan agar pelaku menyadari kesalahannya serta tidak mengulangi lagi perbuatannya dan menjadi siswi yang baik.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial, sebuah video memperlihatkan tindakan perundungan atau bullying di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Pesisir Barat Lampung.
Video yang berdurasi 1:32 menit tersebut sontak menjadi perhatian masyarakat dan menjadi perbincangan publik.
Dalam video yang beredar itu terlihat seorang siswi sedang diperlakukan tidak pantas oleh rekan sekelasnya.
Ironisnya, meskipun situasi kelas terlihat ramai namun tak terlihat seorang siswa pun yang berusaha melerai keributan tersebut.
Berdasarkan penelusuran insiden perundungan ini terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN2) Krui, Pesisir Barat.(**/red)