Lampung Tengah, buanainformasi.tv – DPRD mengungkap penyebab Pemkab Lampung Tengah lambat dalam mengurusi jalan rusak.
Imbasnya masyarakat di berbagai wilayah di Lampung Tengah melakukan aksi protes dan membuat parodi di jalan berlubang.
Tak sedikit pula masyarakat yang mempertanyakan kemana anggaran Pemkab Lampung Tengah buntut jalan rusak di sejumlah tempat.
Ketua DPRD Lampung Tengah Sumarsono mengatakan, fenomena protes jalan rusak terjadi akibat imbas penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.07/2022 tentang Indikator Tingkat Kinerja Daerah dan Ketentuan Umum Bagian Dana Alokasi Umum.
“67 persen APBD 2024 Lampung Tengah habis terpakai untuk gaji pegawai dan biaya operasional, termasuk gaji P3K,” kata Sumarsono, Senin (1/7/2024).
“Selain itu, Rp 90 miliar dari APBD juga digunakan untuk biaya Pilkada 2024 mendatang,” imbuhnya.
Kendati demikian, kata Sumarsono, uang yang digunakan untuk perbaikan jalan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dia menyebut, APBD Lampung Tengah sebanyak Rp 2,7 triliun, sementara PAD hanya Rp 250 miliar.
Pemerintah memfokuskan 20 persen APBD untuk pendidikan, dan 10 persen untuk kesehatan.
“Jadi wajar kalau infrastruktur dianak tirikan, kami di lembaga legislatif paham apa yang dirasakan masyarakat tentang jalan rusak,” katanya.
“Kontraktor jangan memangkas anggaran perbaikan jalan biar kualitasnya baik dan tidak menyusahkan dikemudian hari,” imbuhnya.
Buruknya kondisi jalan tersebut membuat sejumlah masyarakat di berbagai tempat Lampung Tengah melakukan aksi protes.
Baru baru ini, kata Sumarsono, Lunik (39) warga Kampung Trimulyo Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah terpaksa mendorong motornya karena mogok saat melintasi jalan rusak, Sabtu (29/6/2024).
Kemudian, ada sejumlah warga di Dusun Srimargarahayu, Kampung Negara Bumi Udik, Kecamatan Anak Tuha, mereka menanam pohon sawit, jagung, dan menebar benih padi di kubangan jalan, Kamis (16/5/2024).
Lain halnya yang dilakukan masyarakat Kampung Poncowarno, Kecamatan Kalirejo, mereka menanam puluhan pohon pisang, tiduran, dan mencuci di sepanjang jalan berlubang pada Senin (13/5/2024), dan masih banyak lagi.
“Kondisi seperti itu kan mencerminkan kondisi jalan di Lampung Tengah secara umum banyak yang tidak laik fungsi, ditambah perbaikan yang lambat dengan dalih minimnya anggaran,” pungkasnya. (**/red)