Nasional, buanainformasi.tv - Bill Gates menyatakan komitmennya terhadap energi nuklir melalui investasi sebesar USD 1 miliar atau di kisaran Rp 16,4 triliun pada industri tersebut. Hal itu dinilai seharusnya menjadi sebuah perenungan bagi para aktivis iklim.
Tenaga nuklir dianggap bisa menjadi solusi energi bagi Amerika Serikat jika para aktivis progresif mau berhenti coba membatasi penyebarannya. Meskipun bersih dan berlimpah, tenaga nuklir sering kali diabaikan oleh masyarakat yang kurang informasi dan para aktivis lingkungan.
Namun tokoh seperti Bill Gates memperjuangkan teknologi ini dan dinilai harus didukung. Sang pendiri Microsoft telah menginvestasikan USD 1 miliar untuk TerraPower, sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir baru yang akan mulai dibangun pada bulan Juni di Kemmerer, Wyoming.
Reaktor Natrium berkapasitas 345 megawatt, yang menggunakan natrium untuk pendinginan, diharapkan lebih aman dari reaktor fisi tradisional. Pembangkit listrik senilai 4 miliar dolar AS ini masih menunggu persetujuan Komisi Regulasi Nuklir, namun Gates yakin TerraPower dapat memenuhi standar yang diperlukan.
"Tonggak sejarah ini menandai langkah maju yang signifikan untuk masa depan energi nuklir. Kami membentuk masa depan yang lebih cerah dan lebih bersih bagi bangsa kita," kata presiden Nuclear Energy Institute, Maria Korsnick.
Energi nuklir tanpa emisi ini tidak menghasilkan produk sampingan yang mencemari dan hampir tak terbatas. Sebagai perbandingan, pada tahun 2020, energi nuklir bisa mengurangi karbon dioksida setara dengan menghilangkan 100 juta mobil dari jalanan.
"Ini adalah langkah besar menuju energi yang aman, berlimpah, dan tanpa karbon, dan penting bagi masa depan negara ini agar proyek-proyek seperti ini berhasil," kata Gates kepada NPR tentang proyek TerraPower.
Nah menurut NY Post, aktivis iklim mendukung solusi yang tidak efektif. Para pecinta lingkungan cenderung mengusung sumber energi terbarukan yang kurang efisien dan seringkali kurang menarik seperti tenaga surya dan angin, sambil mengabaikan atau meremehkan energi nuklir.
"Seiring berjalannya waktu, saya perlahan-lahan menyadari bahwa tidak ada inovasi teknologi yang dapat membuat Matahari bersinar lebih lama atau angin yang berhembus lebih kencang," cetus Michael Shellenberger, pendiri organisasi nirlaba pro-nuklir, Environmental Progress, yang juga mantan aktivis anti nuklir.
Dia menekankan bahwa kaum progresif seperti Bernie Sanders dan Senator Ed Markey dari Massachusetts telah lama menentang energi nuklir dan mendukung penutupan PLTN, sementara mereka mengaku sebagai pejuang lingkungan.
Penolakan keras terhadap energi nuklir dinilai dapat membawa dampak serius. Bill Gates sendiri melihat potensi besar energi nuklir meski ada stigma dan penolakan. Saya yakin pembangkit listrik tenaga nuklir generasi mendatang yang sedang dibangun TerraPower di sini akan memberi daya pada masa depan bangsa kita dan dunia," tulis Gates di blognya.
"Segala sesuatu yang kita lakukan menggunakan listrik. Untuk mencapai tujuan ekonomi dan iklim, kita butuh lebih banyak energi bersih, bukan lebih sedikit. Landasan yang kami buat di Kemmerer akan segera menjadi landasan masa depan energi Amerika. Hari ini, kami mengambil langkah terbesar menuju energi yang aman, berlimpah, dan bebas karbon," cetusnya. (**/red)