breaking news Baru

Belajar Dari Masa Lalu, Warga Lampung Borong Genset Karena Blackout

Bandar Lampung, Buana Informasi TV - Pemadaman listrik membuat sejumlah toko genset di Bandar Lampung “diserbu” warga. Kondisi itu merupakan imbas pemadaman listrik atau blackout yang melanda Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), termasuk Lampung, sejak Selasa (4/6) lalu.

Dari pantauan Tribun Lampung, Rabu (5/6), sejumlah toko genset di Jalan Raden Intan, Bandar Lampung ramai konsumen. Sebelum memutuskan untuk membeli, sejumlah warga mengecek genset dan harga di beberapa toko.

Rupanya toko genset sudah ramai pembeli sejak Selasa lalu. Namun, jumlahnya meningkat signifikan pada Rabu kemarin. Sejumlah warga mengaku membeli genset karena tidak tahu sampai kapan pemadaman listrik berlangsung.

"Di rumah kan perlu listrik buat (mesin pompa) air, barang elektronik, dan lainnya. Kalau berlarut mati lampunya, bakal lebih repot kalau nggak punya genset," ujar Umi, ibu rumah tangga asal Tanjung Senang, Bandar Lampung.

Selain itu, Umi menyebut genset diperlukan untuk menyalakan lampu pada malam hari. Sebab, kata dia, saat ini cukup sulit mendapatkan lilin di warung-warung dekat rumahnya. "Karena mati lampunya menyeluruh, semua orang cari lilin semalam. Sulit dapatnya sudah," ucapnya.

Akibat ramainya pemburu genset, arus lalu lintas di ruas Jalan Raden Intan mengalami kemacetan. Kepadatan kendaraan bahkan terjadi sejak Jalan Teuku Umar, tepatnya RSUD Abdul Moeloek, atau sekitar 2 kilometer dari pusat perbelanjaan itu. Sejumlah polisi terlihat turun ke lokasi untuk mengatur arus lalu lintas.

Sementara itu, beberapa toko genset mengaku kehabisan stok karena diborong warga. Jenis genset yang paling banyak diburu warga adalah yang memiliki daya rendah hingga sedang.

"Genset yang watt sedang habis stok. Yang watt rendah tinggal sedikit," kata Irfan, pemilik toko genset di Jalan Raden Intan, Bandar Lampung.

Habisnya stok genset itu, kata dia, akibat ramainya pembeli yang terjadi sejak Selasa kemarin. Jenis yang banyak dicari yakni genset dengan daya 1.000 watt hingga 3.000 watt, dengan kisaran harga Rp 1,5 hingga Rp 4 juta. Genset tersebut banyak dicari oleh pelaku UMKM.

Sebagai perbandingan, ia mengatakan tokonya biasanya hanya menjual genset 1-2 unit per hari. Namun, dalam dua hari terakhir terjadi peningkatan penjualan. "Beberapa yang sudah habis, harus kita restock lagi. Mungkin satu sampai dua hari ke depan baru ada," kata dia.

Fenomena menarik juga terlihat di sejumlah mal. Pemadaman listrik membuat Mal Boemi Kedaton, Bandar Lampung dipadati pengunjung, Rabu (5/6). Bukan sekadar berbelanja, tujuan mereka ke sana juga untuk berburu aliran listrik dan jaringan wifi.

Berdasarkan pantauan, sejak pukul 08.00 WIB parkiran MBK sudah penuh kendaraan, baik roda dua maupun empat. Sementara di dalam gedung, pengunjung yang didominasi remaja terlihat sangat ramai.

Mereka datang pagi-pagi demi mengisi daya alat elektronik miliknya seperti handphone hingga laptop. Mereka memanfaatkan seluruh stop kontak di setiap sudut mal, baik di luar maupun di dalam kafe dan toko. Tidak sedikit yang duduk di lantai sambil asyik bermain ponsel.

Seorang pengunjung bernama Lia mengaku terpaksa ke MBK karena harus menyelesaikan tugas kuliah. “Mau ngerjain tugas kuliah susah mati lampu dari kemarin. Bingung mau ke mana. Di kafe-kafe di luar sana udah penuh. Ya sudah kepikiran buat ke sini yang ada listrik,” kata mahasiswi Universitas Lampung ini.

Hal sama dikatakan Vino. Pemuda ini mengaku pekerjaannya menjadi terganggu dengan ada pemadaman listrik menyeluruh. Vino mengaku telah berkeliling ke banyak tempat untuk mendapatkan sinyal internet dan aliran listrik.

“Kalau pekerjaan terganggu banget sih. Mau cari kafe-kafe juga susah, semua penuh. Karena nggak semua kafe punya genset. Ada juga kafe punya genset tapi mereka kehabisan bahan bakar,” tuturnya.

Pemadaman listrik tidak mengganggu pelayanan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Humas PT ASDP Indonesia Ferry (persero) cabang Bakauheni Saifulail Maslul Harahap menyebut, pemadaman listrik tidak terlalu berdampak terhadap aktivitas penyeberangan.

Dikatakannya, pihaknya sudah memiliki genset yang bisa mencukupi kebutuhan listrik di pelabuhan. "Kalau mati lampunya masih. Tapi kami punya genset yang watt-nya besar. Jadi tidak ada masalah untuk tiket online ataupun lainnya," ujar Syaiful, Rabu (5/6).

Dia juga menyebut tidak ada masalah dalam pembelian tiket online melalui aplikasi Ferizy. "Kalau untuk pembelian tiket tidak ada gangguan. Tapi nggak tahu kalau pemesanan tiket dari pelanggan. Tergantung internet yang mereka gunakan. Tapi dari kami tidak ada gangguan pembelian tiket online ataupun sistem barcode di dalam pelabuhan," katanya lagi.

PT PLN (Persero) memperbarui status proses pengaliran listrik di wilayah Lampung pasca gangguan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kv Lubuk Linggau - Lahat. PLN mengklaim penyaluran listrik di wilayah Lampung saat ini sudah mencapai 65 persen. Dengan persentase itu, sebanyak 530.927 listrik pelanggan di Lampung telah kembali menyala.

"Pukul 10.24 WIB, sebanyak 65 persen gardu induk di Lampung sudah bertegangan sehingga sebanyak 530.927 pelanggan telah kembali menyala," kata Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Lampung Darma Saputra, Rabu (5/6). 

Dibandingkan dengan laporan sebelumnya per pukul 08.00 WIB, pengaliran listrik mencapai 401.643 pelanggan. Artinya, angkanya naik 129.284 pelanggan dalam kurun waktu dua setengah jam. "PLN UID Lampung terus berupaya lakukan penormalan bertahap sehingga masyarakat bisa kembali menikmati listrik," kata dia.

Dalam keterangannya, Darma kembali menyampaikan permohonan maaf atas gangguan yang terjadi. Untuk informasi, padam listrik tersebut sehubungan dengan gangguan transmisi SUTET 275 kv Lubuk Linggau - Lahat.

Terbaru, sumber kendala sudah diklaim sudah diperbaiki. Sejumlah jaringan listrik juga sudah menyala.

Namun, ada beberapa lokasi yang masih padam. Sebab, proses penyaluran listrik dari PLN akibat kendaraan tersebut dilakukan berkala.

PLN mengungkap penyebab listrik padam selama lebih dari 24 jam di sebagian besar wilayah di Sumbagsel disebabkan gangguan jalur Tol Listrik di Sumatera Selatan, Rabu (5/6). Di mana, gangguan listrik tersebut kini telah berdampak setidaknya di enam provinsi di wilayah Sumatera, yakni Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, dan Sumatera Barat.

Untuk mengatasi hal tersebut, Darma mengklaim telah telah melakukan langkah cepat untuk melakukan pemulihan. Dia mengungkapkan, penyebab gangguan listrik tersebut lantaran transmisi SUTET 275 kv Lubuk Linggau - Lahat mengalami gangguan.

"SUTET 275 kv Itu bukan bukan jalur satu-satunya. Itu salah satu saja. Tapi jalur 275-500 itu kita sebut jalur Tol Listrik. Daya kapasitas yang dilewati menyuplai beberapa daerah, termasuk Lampung," jelas Darma. "Selama ini memang memakai itu saja. Tapi kalau satu jalur itu saja nggak kuat. Ternyata kemarin terjadi gangguan," jelasnya.

Darma pun mengakui bahwa gangguan listrik yang terjadi kini telah meluas ke Sumatera Barat dan Riau. "Yang saya pantau itu ada empat daerah yang terdampak (Lampung, Sumsel, Jambi, Bengkulu)," kata Darma. "Padang dan Riau, mereka mengalami dampak juga, tapi tidak separah di Sumbagsel," jelasnya.

Darma melanjutkan, PLN kini telah melakukan berbagai langkah untuk memulihkan gangguan yang terjadi. "Di Lampung prosesnya sudah hidup sekitar 500.0000 pelanggan secara bertahap akan membaik, termasuk di kota (Bandar Lampung) sudah hidup," sebutnya.

"Sekarang kita memulihkan dengan mengoperasikan pasokan cadangan di PLTU Tarahan dan Sebalang, PLTP Ulu Belu, PLTA Way Besai, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro di Semaka dan Way Kanan," beber Darma.

PLN menargetkan pemulihan secepatnya untuk memulihkan keadaan. "Sampai dengan pukul 11.30 WIB hari ini, kami update di kondisi 65 persen gardu listrik kita bertegangan besar telah mem-backup hingga 500.000 lebih pelanggan PLN sudah mulai menyala," kata dia.

"Ini berangsur-angsur pulih. Kota (Bandar Lampung) juga sudah menyala. Ini agak terlambat karena suplai kita dari Sumatera Selatan untuk menghidupi PLTU dulu. Target kita secepatnya," pungkasnya.

Komisi IV DPRD Provinsi Lampung bakal memanggil PLN dan pihak terkait untuk mengevaluasi masalah pemadaman listrik. Ketua Komisi IV DPRD Lampung Ismet Roni mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi menyeluruh berdampak terhadap semua sektor.

Kondisi itu menghambat aktivitas masyarakat maupun institusi dan perusahaan yang menggunakan listrik dalam menjalankan aktivitasnya. "Ini kan dampaknya menyeluruh, termasuk UMKM yang menggunakan listrik untuk usahanya," ujar Ismet Roni. "Yang jelas kita minta PLN segera menormalkan ini. Jangan sampai berlarut-larut karena ini mengganggu semua, bukan cuma sektor usaha tapi sampai ke rumah tangga," jelasnya.

Lebih lanjut, Ismet mengatakan pihaknya bakal memanggil PLN Lampung untuk memberikan penjelasan terkait pemadaman listrik yang terjadi. "Nanti kita agendakan sesegera mungkin kita panggil PLN untuk membahas ini," pungkas anggota DPRD Fraksi Golkar ini.

Hal senada dikatakan anggota Komisi 4 DPRD Lampung Midi Iswanto. Dia menyatakan, gangguan listrik semestinya bisa dimitigasi. Terlebih, kejadian ini bukan pertama kali terjadi di Lampung.

"Iya, kita akan panggil PLN untuk mengevaluasi kenapa bisa terjadi seperti ini. Kita kan punya banyak pembangkit listrik di Lampung, kenapa harus bergantung dengan Sumatera Selatan," kata Midi.

Lebih lanjut, Midi mengatakan bahwa PLN semestinya belajar dari kejadian serupa yang pernah dialami sebelumnya. "Semestinya kan PLN belajar, karena ini bukan yang pertama terjadi. Oleh karena itu kita akan panggil PLN untuk mengevaluasi ini," pungkasnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Lampung ikut buka suara terkait pemadaman listrik secara serentak di wilayah Lampung. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Mulyadi Irsan berharap gangguan kelistrikan di hampir seluruh wilayah Sumbagsel segera pulih.

"Semoga kinerja pelayanan PLN dalam menyediakan sumber daya kelistrikan bisa semakin lebih baik," ujar Mulyadi.

Mulyadi mengharapkan layanan kelistrikan sesegera mungkin bisa pulih. "Menyikapi permasalahan yang terjadi saat ini terkait pemadaman listrik yang terjadi di Lampung dan berbagai daerah saat ini, seharusnya karena situasi kebutuhan listrik sudah melingkupi semua sendi kehidupan manusia, diharapkan bisa kembali normal layanannya," ujarnya.

Belajar dari Masa Lalu

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung menyebut pemadaman listrik menyeluruh (blackout) di wilayah Sumbagsel menyebabkan kerugian di semua sektor. Ketua YLKI Lampung Subadra Yani Moersalin menilai, pemadaman listrik yang sudah lebih dari 24 jam ini menunjukkan lemahnya PLN dalam mengantisipasi gangguan yang terjadi.

Menurutnya, PLN semestinya dapat mengantisipasi permasalahan yang ada dengan belajar dari kejadian di masa lalu. "Ini menunjukkan lemahnya SDM dan infrastruktur PLN UID Lampung untuk mengatasi gangguan, khususnya pelayanan kelistrikan di wilayah Lampung," ujar Subadra, Rabu (5/6).

"Mestinya pengalaman yang sudah sekian lama dihadapi oleh PLN wilayah Lampung 7-8 tahun lalu yang diakibatkan gangguan transmisi jalur interkoneksi Sumbagsel ini bisa diatasi tidak memakan waktu sampai enam jam lebih," kata dia lagi.

Menurut Subadra, ini menjadi catatan buruk untuk pimpinan PLN UID wilayah Lampung dan jajarannya. "PLN UID Lampung harus bertanggung jawab atas kerugian dunia usaha dan masyarakat Lampung atas terjadinya pemadaman listrik ini. Kami akan menyampaikan protes keras kepada PT PLN (Persero) di Jakarta agar segera mengevaluasi kinerja PLN UID Lampung," tandasnya.

Pasalnya, kata Subadra, pemadaman listrik ini menyebabkan kelumpuhan total di semua sektor. "Semua sektor dibuat lumpuh, mulai telekomunikasi, internet, dan sarana komunikasi yang mengandalkan ketenagalistrikan. Selain itu, matinya sarana pengatur lalu lintas juga menyebabkan terjadi kemacetan di mana-mana," pungkasnya. (**/red)