breaking news Baru

Petani Kopi di Lampung Barat Mulai Mencoba Peruntungan Dengan Membuka Lahan Perkebunan Kopi Arabika

Lampung Barat, Buana Informasi TV - Tak hanya kopi robusta, kopi arabika merupakan salah satu jenis kopi yang dapat tumbuh baik di wilayah Lampung Barat, Lampung.

Memiliki wilayah yang dominan berada di dataran tinggi, kini sejumlah petani kopi di Lampung Barat mulai mencoba peruntungan dengan membuka lahan perkebunan kopi arabika.

Contohnya Ahmad Supriyono, salah satu pelopor petani kopi arabika yang berada di Kelurahan Sekincau, Kecamatan Sekincau, Lampung Barat.

Pria yang akrab disapa Supri ini bercerita, ketertarikan membuka lahan kopi arabika di Lampung Barat ini berawal saat dirinya berdiskusi dengan temannya yang berasal dari Brazil.

“Awalnya terinspirasi oleh teman dari Brazil, kita sering diskusi dan banyak tanya. Meskipun hanya via online namun hal itu sangat membantu,” ujarnya, Selasa (6/2/2024).

“Rencana untuk membuka lahan perkebunan kopi arabika ini sebenarnya sudah lama, namun baru saya eksekusi tahun 2019 lalu,” terusnya.

Ia menjelaskan, banyak hal baru yang dilakukan ketika menanam kopi arabika di Lampung Barat ketimbang kopi robusta.

“Teknik baru, jarak tanam baru, teknik perawatannya yakni kombinasi dari kopi pangkas bentuk dan lancuran. Gabungan antar kedua itu,” jelasnya.

“Dari segi perawatan pemangkasan dan sebagainya terbilang mudah. Ada juga tiap enam tahun namanya peremajaan dari tunas,” tambahnya.

Kemudian, lanjut Supri, jarak tanam yang diterapkan pada penanaman kopi arabika ini memang berbeda dan baru diadopsi.

“Bahkan baru pertama kali di Indonesia jarak tanamannya, ini populasi 4000 pohon 2x4 populasi yang dipakai,” klaimnya.

Supri mengatakan, banyak ilmu baru serta keistimewaan yang di dapat ketika dirinya menanam kopi arabika ini.

“Karena kopi arabika ini terbilang hampir panen sepanjang tahun. Kemudian harga jualnya bisa dua kali lipat dari robusta,” kata dia.

“Untuk satu kg saat ini bisa menyentuh harga Rp 80-100 ribu. Bisa melebihi harga tersebut jika kualitasnya lebih baik,” tambahnya.

Saat ini, menurutnya luas kebun kopi arabika yang bisa dipanen oleh Supri sekitar 1,4 hektare dengan populasi kurang lebih 1.000 batang pohon.

Hasil panen tahun 2023 di kebun kopi arabika miliknya itu sebanyak 800 kg atau produktivitas 3,2 ton per hektare.

Kemudian untuk tahun ini dirinya memperkirakan produksi dapat mencapai 1.000 kg atau produktivitas 4 ton per hektare.

Saat ini juga telah dilakukan peremajaan kopi arabika seluas 2,5 hektare di kebun Supri serta kurang lebih 30 hektare di kebun masyarakat yang tersebar di Sumber Jaya hingga Lumbok Seminung.

“Sudah mulai banyak yang mau mencoba dan setiap hari banyak petani yang sudah datang ke sini untuk diskusi,” sebutnya.

“Mereka tertarik mau buka lahan sekaligus belajar tentang kopi arabika. Banyak seperti dari sini, Tanggamus, intinya Sumbagsel,” sambungnya.

Supri menuturkan, saat ini pemerintah daerah sudah mulai melirik dan memberi dukungan atas usaha perkebunan kopi arabikanya itu.

Diketahui juga, beberapa waktu lalu Pemprov Lampung beserta Pemkab Lampung Barat telah meninjau serta menggelar kegiatan panen kopi arabika di kebun miliknya.

“Dukungan pemerintah baik Pemprov maupun Pemkab sudah ada, tapi masih dalam bentuk dukungan,” ucapnya.

“Harapannya pemerintah bisa membuat demplot di setiap kecamatan supaya lebih mudah diadopsi. Karena ini sangat menjanjikan,” pungkasnya. (**/red)