breaking news Baru

Dinas Kelautan Dan Perikanan Sebut Lampung Hasilkan Nilai Ekspor Perikanan Mencapai Rp 2,1 Triliun Di Tahun 2023

Bandar Lampung Buana Informasi TV - Sepanjang tahun 2023, Provinsi Lampung menghasilkan nilai ekspor cukup tinggi pada sektor perikanan dari 12 komoditas.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung, Liza Derni, menyebutkan nilai ekspor perikanan pada tahun lalu (2023) mencapai angka Rp 2,1 triliun dengan frekuensi 1.317.

"Kita melakukan 12 macam komoditi untuk ekspor Lampung dan nilainya ini luar biasa cukup tinggi," katanya.

Dijelaskan olehnya, Amerika Serikat masih menjadi salah satu negara pangsa ekspor terbesar dari beberapa negara lain.

Berdasarkan data BKIPM yang diterima Tribunlampung.co.id, Udang masih menjadi komoditi ekspor dengan nilai terbanyak sebesar Rp 1,3 Triliun.

"Kalau udang ini nilai ekspornya paling besar yakni Rp Rp 1,3 triliun, lalu volumenya 10,2 juta Kilogram-Second (Kgs) dan jumlah frekuensinya mencapai 886," ujarnya.

Lebih lanjut, kepiting rajungan menyusul pada urutan kedua dengan nilai ekspor sebesar Rp 508 miliar dengan volumenya seberat 1,3 juta Kgs dan 205 frekuensi.

Kemudian komoditas cumi-cumi dengan volume 299 ribu Kgs dengan 58 frekuensi, menghasilkan nilai ekspor sebesar nilai ekspor Rp 39,5 miliar.

Lalu masih ada ikan beku 1,9 juta Kgs dengan 128 frekuensi yang menghasilkan nilai ekspor Rp 184 miliar.

Sargassum kering dengan volume 689 Kgs dan frekuensi 25 nilai ekspor yang tercatat Rp 7,6 miliar.

Lanjut, cacing laut dengan volume 60 Kgs dan frekuensi 1 menyimpan nilai ekspor Rp 36 juta.

Selanjutnya pada komoditas lobster sendal dengan berat volume 25,3 Kgs dan frekuensi 5 senilai Rp 10,4 miliar.

Daging bekicot di volume 25 ribu Kgs dan frekuensi 1 bernilai ekspor Rp 1,9 miliar.

Ikan kerapu hidup dengan volume 30 ribu Hds frekuensi 1, nilai ekspor sebesar Rp 2,25 miliar.

Teripang dengan volume 8 Kgs dengan frekuensi 1 memiliki nilai ekspor Rp 800 ribu, 

Kulit kepiting 25 Kgs dengan frekuensi 3 memiliki nilai ekspor Rp 157 juta.

Terakhir ada pada 25 Kgs dengan frekuensi 3 memiliki nilai ekspor sebesar Rp 244 juta. (**/red)