breaking news Baru

Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Sapi Di Kritik Lawan

Nasional, Buana Informasi TV - Kubu lawan dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mengkritik rencana impor 1,5 juta sapi untuk program makan siang dan susu gratis. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menjawab kritik itu dan menyebut Indonesia harus mencontoh India.

Awalanya, Wakil Komandan Komunikasi TKN Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, menyinggung soal kubu lawan Prabowo-Gibran yang mencemooh program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah beberapa waktu lalu. Menurutnya, saat ini Indonesia pun masih mengimpor susu untuk memenuhi kebutuhan susu di Tanah Air setiap tahunnya.

 

"Faktanya dari kebutuhan susu 4,5 juta ton per tahun, tahun ini Indonesia masih impor 3,6 juta ton per tahun karena kita hanya punya 584 ribu sapi perah. Karena jumlah sapi kita kurang, Pak Prabowo berwacana impor sapi untuk percepat swasembada susu. Tapi wacana swasembada susu ini pun ada yang cemooh," kata Herzaky kepada wartawan, Minggu (7/1/2024).

Herzaky menyebut Indonesia harus belajar dari India yang telah 20 tahun menjalankan program makan siang dan susu gratis di setiap sekolah negeri. Menurutnya, mau dicemooh seperti apapun, 20 tahun program makan siang dan susu gratis di sekolah India memberikan dampak yang nyata.

"(Misalnya) Pertumbuhan ekonomi India tertinggi di G20: 9% per tahun, lebih tinggi 4% dari Indonesia. Dulu India importir susu, sekarang produsen susu terbesar di dunia bahkan ekspor susu. Produksi susu India 221 juta ton, 245x lebih tinggi dari Indonesia," ucap Herzaky.

"Tingkat melek huruf naik 26% dari 48% ke 74%. Ini 26% dari 1,4 miliar orang atau 364 juta orang - lebih besar dari populasi Indonesia. Tingkat stunting turun 22% dari 54% ke 32%. Artinya turun 308 juta anak - lebih besar dari populasi Indonesia," tambahnya.

Dia menegaskan program makan siang dan susu gratis merupakan gagasan besar Prabowo-Gibran untuk Indonesia. Program itu bahkan sudah disiapkan hingga urusan teknis, salah satunya impor sapi.

"Memang beda. Pemimpin dan paslon kami berpikir mengenai gagasan besar untuk negeri, sampai untuk urusan teknis pun sudah siap," imbuhnya.

Kubu rival Prabowo, yakni capres Ganjar Pranowo, memahami itu sebagai cita-cita Prabowo. Menurut Ganjar, lebih baik berdikari dalam bidang ekonomi ketimbang impor.

"He-he impornya kapan itu? Cita-citanya kali ya? Lebih baik kita bicara kemandirian ekonomi kita dan bagaimana kita punya breeding sendiri, mengembangkan sendiri dan kita bisa berproduksi sendiri," kata Ganjar usai kampanye bersama Forum Betawi Rempug dan Ikatan Keluarga Madura di Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (6/1) kemarin.

 

Ganjar menjelaskan kegiatan impor bakal menguntungkan pihak tertentu. Dia juga menyebut kegiatan impor membuat negara menjadi ketergantungan akan negara lain.

 

"Kalau impor kan banyak orang yang masuk. Dan inilah yang membikin seringkali kita sangat bergantung dalam soal pangan ke dunia lain. Maka kita tunjukkan bahwa kita mesti serius urus soal politik pangan ini, nggak bisa cuma setengah-setengah," ungkap Ganjar.

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga tidak setuju dengan ide Prabowo. Pendamping capres Anies Baswedan ini menilai kebijakan impor 1,5 juta sapi bisa menguntungkan pihak tertentu saja.

"Jangan tiba-tiba bikin program yang untung adalah yang impor," kata Cak Imin di Jombang, Sabtu (6/1).

Menurutnya, program ini harus terintegrasi demi meningkatkan kebutuhan protein rakyat. Caranya bukan impor sapi, tapi meningkatkan pertanian di dalam negeri. Lagipula, susu bukanlah satu-satunya sumber gizi yang dapat diakses.

 

"Protein nggak harus susu malah informasinya, susu itu persentase kesukaan masyarakat terhadap susu juga tidak sepenuhnya. Saya lupa persentasenya. Kemudian tingkat kecenderungan alergi susu juga banyak. Jadi protein harus benar-benar dipilih pada yang sesuai," kata Cak Imin. (**/red)