Lampung Barat, Buana Informasi TV - Pj Bupati Lampung Barat Nukman mengklaim penurunan angka balita stunting di wilayahnya mencapai 50 persen.
Nukman mengatakan, stunting di Lampung Barat saat ini masih menjadi tugas bersama agar bisa terus turun.
“Kendati angka stunting di Lampung Barat belum seluruhnya terentaskan, namun progres penurunan angka stunting terbilang baik,” ujar Nukman, Rabu (3/1/2024).
“Sejak awal tahun 2023 hingga akhir tahun ini, kasusnya dapat ditekan dan diturunkan mencapai hingga 50 persen,” terusnya.
Di awal tahun 2023 lalu, sebut Nukman, tercatat angka stunting di kabupaten Lampung Barat mencapai 1.000 lebih balita.
Namun berkat upaya pemerintah daerah, angka itu dapat ditekan dan diturunkan hingga 500 lebih pada bulan Desember kemarin.
Dirinya berharap pihaknya terus memberikan upaya terbaik agar masalah stunting di Lampung Barat ini dapat segera terselesaikan.
"Kalau dulu, stunting disebut anak kurang gizi karena kurangnya asupan makanan bergizi,” ucap Nukman.
“Sehingga harus kita disetarakan dengan anak yang sehat, ke depan persoalan stunting harus diselesaikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Diskes) Pemkab Lampung Barat menyebut kasus stunting di Lampung Barat hingga bulan Oktober tahun 2023 tersisa 588 balita.
Turunnya jumlah balita stunting ini disampaikan oleh Kepala Diskes Pemkab Lampung Barat, dr Widyatmoko Kurniawan.
“Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), jumlah kasus stunting di Lampung Barat terus menurun,” ujar dia, Sabtu (18/11/2023).
“Di mana pada bulan Februari tercatat ada 1.058 balita stunting, Agustus turun menjadi 888, dan saat ini tersisa 588 balita," terusnya.
Rincian 588 kasus balita stunting di Lampung Barat ini juga tersebar di 15 kecamatan yang ada di kabupaten setempat.
Tercatat di Kecamatan Balik Bukit ada 6 kasus, Sukau 52 kasus, Belalau 19 kasus, Sekincau 41 kasus, Suoh 93 kasus, Batu Brak 66 kasus.
"Kemudian Sumber Jaya 42 kasus, Way Tenong 43 kasus, Gedung Surian 8 kasus, Lumbok Seminung 39 kasus,”
“Lalu Pagar Dewa 32 kasus, Batu Ketulis 20 kasus, Bandar Negeri Suoh (BNS) 15 kasus, Kebun Tebu 88 kasus dan Air Hitam 25 kasus," ujarnya
Dirinya menilai, pendataan kasus stunting dilakukan dengan menggunakan E-EPPGM dan Survei Kesehatan Indonesia.
Kegiatan tersebut juga ilakukan secara Mikro dengan melibatkan Posyandu untuk bulan timbang sasaran intervensi.
"Kita juga intens melakukan koordinasi dengan stakholder terkait untuk terus menekan angka penurunan stunting,”
“Sehingga target pemerintah Lampung Barat agar bisa nol stunting bisa diwujudkan dengan kerjasama antar semua pihak," pungkasnya. (**/red)