Nasional, Buana Informasi TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia memiliki sederet harta karun yang belum diolah secara maksimal.
Dia berharap Amerika Serikat (AS) bisa ikut masuk membantu Indonesia menggarap harta karun yang ada, apalagi Amerika baru saja sepakat untuk meningkatkan hubungan dengan Indonesia ke level Comprehensive Strategic Partnership (CSP).
Hal ini diungkapkan Jokowi saat menyampaikan kuliah umum yang diikuti oleh hampir 500 peserta yang terdiri dari akademisi hingga mahasiswa, di Universitas Georgetown, Washington DC. Kuliah umum dilakukan Senin 13 November kemarin.
Dalam kuliah umum itu, awalnya Jokowi sempat mendapatkan pertanyaan soal keuntungan apa saja yang didapatkan dengan peningkatan CSP. Menurutnya, dengan peningkatan kerja sama kedua negara, ruang untuk perdagangan dan investasi antara kedua negara makin terbuka lebar.
"Ruang harus dibuka lebar-lebar untuk memperkuat kerja sama ini terkait baik urusan perdagangan, urusan ekonomi, urusan investasi, urusan mineral kritis, dan juga transisi energi," ungkap Jokowi, Rabu (15/11/2023).
Dia melanjutkan, Indonesia sebagai negara yang kaya akan mineral kritis dan potensi energi hijau dapat menjadi mitra yang sangat bagus bagi Amerika yang sedang mendorong transisi energi.
Di momen ini, Jokowi pun membeberkan harta karun Indonesia. Misalnya saja cadangan nikel dan timah besar yang dapat menyokong ekosistem kendaraan listrik.
"Indonesia memiliki cadangan nikel yang terbesar di dunia, timah yang terbesar kedua di dunia," kata Jokowi.
Indonesia juga memiliki segudang potensi energi hijau, totalnya ada 3.600 megawatt. Harta karun energi ini belum banyak diolah, padahal bisa digunakan sebagai modal produksi produk-produk hijau yang sedang jadi tren di pasar.
"Ada juga energi hijau, Indonesia memiliki potensi 3.600 MW. Ini sebuah potensi yang sangat besar yang nantinya itu bisa dipakai untuk memproduksi produk-produk hijau untuk ekonomi hijau yang bisa kita kembangkan bersama sama antara Amerika dan Indonesia," jelas Jokowi.
Seperti diketahui, di hari yang sama, Jokowi melakukan pertemuan bilateral secara langsung dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam pertemuan itu keduanya menyepakati Kemitraan Strategi Komprehensif (Comprehensive Strategic Partner/CSP) antara kedua negara.
Dalam sambutannya pada pertemuan tersebut, Jokowi menekankan kemitraan yang dibangun Indonesia dan AS jangan sampai hanya jadi formalitas belaka. Harus ada kerja sama konkrit sebagai makna nyata perjanjian kemitraan tersebut.
"AS adalah salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Dan kami sepakat untuk meningkatkan kemitraan kami menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Namun yang terpenting, kita harus memberikan makna yang nyata terhadapnya," kata Jokowi.(**/red