Nasional, Buana Informasi TV- Israel mengumumkan revisi atas jumlah korban tewas akibat serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang memicu terjadinya perang di Jalur Gaza hingga saat ini. Otoritas Tel Aviv mengakui jumlah korban tewas sebenarnya lebih rendah dibandingkan angka yang sebelumnya diumumkan.
Sabtu, (11/11/2023), revisi jumlah korban tewas serangan Hamas ini diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat dalam pernyataan kepada media massa pada Jumat (10/11) waktu setempat.
Para pejabat Israel sebelumnya melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan mengejutkan Hamas sebulan lalu mencapai sekitar 1.400 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.
Namun Haiat dalam pernyataan terbaru menyebut bahwa jumlah korban tewas sebenarnya diyakini mencapai 1.200 orang.
Dia menjelaskan bahwa angka korban tewas sebelumnya lebih banyak karena mencakup mayat-mayat tak dikenal, yang kini diyakini sebagai anggota Hamas yang tewas saat menyerang Israel.
"Sekitar 1.200 orang (tewas) adalah jumlah resmi korban pembantaian 7 Oktober," ucap Haiat dalam pernyataan tertulis.
Angka tersebut, menurut Haiat, telah diperbarui sejak Kamis (9/11) waktu setempat.
Dalam penjelasannya, Haiat menyebut jumlah korban tewas direvisi secara resmi karena mayat-mayat tak teridentifikasi yang sebelumnya ikut dihitung, kini diduga kuat sebagai mayat para militan bersenjata Palestina yang tewas saat melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.
"Ini adalah angka yang telah diperbarui. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ada banyak mayat yang tidak teridentifikasi dan sekarang kami berpikir itu mayat para teroris ... bukan korban jiwa Israel," jelasnya.
Haiat, dalam kritikan terbaru untuk resolusi UNESCO pada Jumat (10/11), telah menggunakan angka terbaru dengan menyebut Hamas telah menewaskan 'sekitar 1.200 orang' dalam serangan pada awal Oktober lalu.
Revisi jumlah korban tewas ini diumumkan Israel sekitar lebih dari sebulan setelah ratusan militan bersenjata menyerbu kota-kota di wilayah Israel bagian selatan, dengan disertai serangan ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Selain menewaskan banyak orang, menurut otoritas Israel, militan bersenjata Palestina juga menyandera lebih dari 240 orang, yang tidak hanya terdiri atas warga sipil dan tentara Israel, namun juga sejumlah warga negara asing. Para sandera itu diyakini kini ditahan di Jalur Gaza.
Untuk merespons serangan Hamas, Israel melancarkan serangan udara tanpa henti terhadap Jalur Gaza dan mengerahkan operasi darat untuk menumpas kelompok militan tersebut. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 11.078 orang tewas akibat serangan Israel selama sebulan terakhir.
Otoritas Palestina menyebut gempuran udara Israel yang dilakukan terus-menerus telah meratakan banyak area permukiman, yang memaksa lebih dari 70 persen penduduk Jalur Gaza mengungsi. Total populasi Jalur Gaza diperkirakan mencapai lebih dari 2,3 juta orang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut serangan Israel terhadap Jalur Gaza sama saja dengan hukuman kolektif terhadap masyarakat yang tidak memiliki pilihan untuk mencari tempat berlindung yang aman. Kondisi kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu juga dilaporkan semakin memburuk.(**/red)