Metro, Buana Informasi TV - Kelompok Tani (Poktan) Sido Rahayu, Kelurahan Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Metro, Lampung, mampu menghasilkan panen 6,8 ton gabah per hektarenya.
Nina Aminah, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Metro Timur, Metro, Lampung, menjelaskan luas keseluruhan lahan pertanian Poktan Sido Rahayu itu seluas 52 hektare.
"Hari ini kira-kira sudah hampir 30 hektare yang sudah dipanen," kata dia saat ditemui Tribunlampung.co.id, Kamis (31/8/2023).
"Perkiraannya panen di sini itu hasilnya 6,8 ton per hektare," tambahnya.
Ia menuturkan, pada tahap panen padi di wilayah Kelurahan Tejosari ini tidak mengalami banyak kendala.
Meski begitu, masih terdapat beberapa permasalahan seperti pasokan air yang kurang.
"Untuk panen sendiri sampai hari ini tidak ada masalah, terkait pernasalahan air itu sudah kita bantu untuk selesaikan, seperti memfungsikan sumur bornya," ungkapnya.
"Sampai hari ini alhamdulillah tidak ada kendala, hasilnya juga sudah sesuai ekspektasi," sambungnya.
Ia menambahkan, harga gabah saat ini berkisar Rp. 6.200 per kilogram.
"Harganya per kilogram itu Rp. 6.200, termasuk naik harganya," tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Penyuluh Pertanian Kelurahan Tejosari, Tiara Dewi mengatakan, permasalahan utama petani di Kelurahan Tejosari yaitu pada pasokan air yang sedikit.
"Kemarin memang ada kekurangan air sudah kita bantu dengan alat alkon atau pompa air untuk mengambil air di sumber air terdekat," kata Tiara.
Tak hanya itu, permasalahan lain yang muncul menjelang panen adalah hama pada padi.
"Ketika hama wereng juga sudah kita bantu agar tidak menyebar ke hamparan sawah lainnya," bebernya.
Pihaknya mengaku telah mengupayakan dengan melakukan gerakan pengendalian atau Gerdal.
"Sejauh ini hasilnya cukup, dengan Gerdal Hama kemarin, hamanya berkurang dan mati," jelasnya.
"Dan padi yang belum terserang dapat dipanen dengan baik," sambungnya.
Menurutnya, hama wereng merupakan hama tanaman yang paling banyak terjadi di wilayah Kelurahan Tejosari.
"Hama yang utama di Kelurahan Tejosari ini itu wereng bawang cokelat," pungkasnya.
Terpisah, Kepala DKP3 Pemkot Metro, Lampung, Heri Wiratno menegaskan, fenomena cuaca El Nino belum berdampak pada produksi pertanian di wilayah setempat.
"Khusus untuk dampak el nino di Kota Metro berkaitan dengan produksi pertanian masih belum mengganggu produksi," kata Heri saat ditemui Tribunlampung.co.id.
Akan tetapi, ia mengatakan harga gabah pada musim tanam kali ini mengalami kenaikan.
"Dan mungkin karena produksinya berbeda dengan musim rendeng, musim gadu ini harganya lebih mahal saja," ungkapnya.
"Harga gabah di petani itu sekitar Rp 5.800 sampai Rp 6 ribu, sementara harga patokan pemerintah kan Rp 4.700 jadi kan sudah melangkah jauh," imbuhnya.
Heri menegaskan stok pangan di Metro hingga saat ini masih dalam kategori aman.
"Tapi secara keseluruhan ketahanan pangan kita bagus, karena September ini akan ada panenan lagi, lalu Oktober nanti kita sudah memasuki musim tanam ketiga," bebernya.
"Diperkirakan Desember sampai Januari sudah panen lagi," sambungnya. (**/red)