KPw BI Lampung Bersama TPID Akan Tempuh Strategi Guna Mengatasi Inflasi

Bandar Lampung, Buana Informasi TV - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan tempuh strategi guna jaga stabilitas harga. 

Langkah dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung bersama TPID tersebut guna mengatasi inflasi.

Menurut Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Lampung Junanto Herdiawan, untuk meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan.

Dan Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga.

Adapun strategi yang ditempuh adalah 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Dijelaskan, upaya guna menjaga keterjangkauan harga tersebut berupa melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinu hingga harga kembali turun sampai dengan HET.

Lalu upaya lainnya penggunaan dana BTT untuk Operasi Pasar pada triwulan IV 2023 yang difokuskan pada komoditas beras di 400 titik selama 50 hari pada (8 titik/hari).

"Pemerintah Provinsi Lampung juga bersinergi dengan PT. Wahana Raharja (BUMD), untuk pelaksanaannya

dengan dukungan belanja subsidi Rp 2.100 per kilogram untuk menjaga harga beras, terutama medium, supaya tetap di bawah HET yang berlaku," ujarnya di Bandar Lampung, Senin (5/2/2024).

Kemudian melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas-komoditas teruatama pada komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya, serta komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga.

Selanjutnya upaya pada ketersediaan pasokan, dikatakan upaya dalam konteks ini dengan memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra Provinsi Lampung, utamanya untuk komoditas yang sering bergejolak di Kota IHK.

Selain itu, perluasan kerjasama perdagangan antar daerah dengan Kepulauan Riau dan Bali untuk memperkuat stabilitas harga pangan di masing-masing provinsi.

Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mempercepat penanaman padi, optimalisasi peran bendungan, pendistribusian bibit yang cukup resisten terhadap kekeringan, dan pendistribusian traktor/alsintan.

Pada upaya kelancaran distribusi, pihaknya akan memastikan kelancaran transportasi serta angkutan udara, darat, dan laut.

Bakal ada koordinasi dan sinergi untuk memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga lalu lintas angkutan barang dan manusia.

Lalu penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume penerbangan Lampung – Jakarta.

Perluasan rute penerbangan Lampung – Bali, operasionalisasi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni.

Serta penyampaian substansi koordinasi kepada Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.

"Terkait komunikasi efektif, kita akan melakukan rapat koordinasi secara formal dan informal setiap minggu melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini," katanya

Jaga Kestabilan Harga

Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Junanto Herdiawan, mengatakan KPw BI Provinsi Lampung telah memprakirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung akan terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1 persen (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024.

Maka dari itu, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko dari Inflasi Inti.

"Inflasi inti tersebut bisa mengenai potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh realisasi belanja Pemerintah dan Pelaksanaan Pemilu pada tahun politik, serta berlanjutnya penyaluran bansos,"

"Selain itu, berlanjutnya ketidakpastian global seiring masih berlanjutnya tensi geopolitik berpotensi mendorong peningkatan harga emas dunia juga kenaikan UMP sebesar 3,16 persen pada tahun 2024 yang bisa berpotensi sebagai pendorong peningkatan permintaan meski diprakirakan tidak akan begitu signifikan," jelasnya di Bandar Lampung, Senin (5/2/2024).

Sementara itu, lanjutnya, apabila dilihat dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), risikonya ialah mampu meningkatkan harga komoditas hortikultura seperti Cabai dan Bawang pada periode tanam.

Lanjut, risiko lain ada pada terjadinya kontraksi produksi padi Lampung berdasarkan prognosa Kementan.

"Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian, di antaranya itu karena ada ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah, ini berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia tahun 2024," ujarnya.

Dikatakan juga bahwa potensi kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10 persen dan rokok elektrik sebesar 15 persen.

Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga. (**/red)