Nasional, Buana Informasi TV - Google mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga geothermal atau panas bumi di Nevada, Amerika Serikat, untuk menyediakan energi terbarukan untuk data center mereka.
Pembangkit listrik ini digarap Google bersama startup Fervo, yang mengembangkan teknologi baru untuk mengolah energi geothermal. Karena menggunakan teknologi baru, listrik yang dihasilkan pun relatif keil, yaitu 3,5MW, yang dipakai untuk dua data center Google di dekat Las Vegas dan Reno.
Pengoperasian pembangkit ini adalah bagian dari rencana besar Google untuk menggunakan energi bebas polusi karbon pada 2030. Untuk mencapai target tersebut Google harus membangun lebih banyak pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan, seperti geothermal, angin, dan tenaga surya.
"Jika anda bayangkan berapa banyak kita mengembangkan angin, tenaga surya, dan penyimpanan lithium ion, ini adalah hal yang kami kerjakan selanjutnya, dan kami pikir perusahaan punya peran besar untuk mengembangkan teknologi seperti ini," kata Michael Terrell, senior director of energy and climate di Google.
Proyek pembangkit listrik geothermal ini digarap sejak 2021, tepatnya saat Google pertama mengumumkan akan menjadi perusahaan pertama yang mengembangkan proyek pembangkit listri geothermal generasi selanjutnya.
Bagaimana cara kerja pembangkit listrik ini? Pada umumnya, pembangkit listrik geothermal menggunakan panas bumi untuk memanaskan air yang kemudian uapnya dipakai untuk memutar turbin, dan menghasilkan listrik dari turbin itu.
Namun teknologi yang dikembangkan Fervo ini sedikit berbeda. Lokasinya pembangkit listriknya ada di pinggiran area geothermal, yang menurut Terrell menyimpan batu panas di dalam bumi namun tanpa air.
Mereka mengebor dua sumur horizontal, memompa air ke dalam retakan batu, dan menunggu air tersebut menjadi panas dan sampai menjadi uap. Uap tersebut yang kemudian dipakai memutar turbin.
Sistem yang dipakai ini adalah sistem closed loop, sehingga air yang sudah menjadi uap kemudian dipakai lagi. Ini penting karena Nevada adalah daerah yang rawan kekeringan.
Fervo juga memasang kabel fiber optik di dalam sumur tersebut untuk memantau arus air, temperatur, dan performa sistem geothermalnya, demikian dari The Verge, Rabu (29/11/2023).
Sistem geothermal ini punya satu keunggulan dibanding pembangkit listrik angin dan tenaga surya, yaitu tak terpengaruh waktu dan cuaca, sehingga listrik yang dihasilkan pun jumlahnya lebih konsisten. (**/red)