breaking news Baru

Blokade dan pengawasan ketat Israel atas Gaza timbulkan pertanyaan pasokan senjata hamas?

Nasional,Buana Informasi TV - Blokade dan pengawasan ketat Israel atas Gaza menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Hamas mendapatkan pasokan senjata?. Terlebih setelah Hamas berhasil melancarkan serangan roket ke Israel.
Beberapa ahli beserta World Factbook CIA mengungkap bahwa agaknya ada dua cara Hamas mendapatkan pasokan senjata. Pertama adalah pasokan yang datang dari Iran sebagai supplier dan mentor Hamas dalam pengembangan senjata, dan kedua adalah kemampuan Hamas untuk mendaur ulang senjata
Iran Sebagai Supplier dan Mentor Hamas


Catatan dalam World Factbook CIA tentang Jalur Gaza bahwa selain dari upaya penyelundupan, Hamas juga mendapat sejumlah dukungan militer dari Iran.

Peneliti senior bidang ancaman nasional di Centre of Strategic and International Studies (CSIS), Daniel Bayman mengatakan bahwa Hamas menerima senjata dari Iran yang diselundupkan lewat terowongan. Dari beberapa jenis senjata dari Iran juga terdapat senjata jarak jauh seperti roket.


"Hamas telah menerima senjata dari Iran yang diselundupkan ke Jalur Gaza melalui terowongan. Ini sering kali termasuk sistem jarak jauh," ungkap Bayman.

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang peneliti pertahanan dan keamanan senior i Middle East Institute (MEI), Bilal Saab. Ia mengatakan bahwa terowongan Hamas masih aktif walau Israel terus menggempurnya.

"Infrastruktur terowongan Hamas masih masif meskipun Israel dan Mesir secara teratur menghancurkannya," jelas Bilal.

Bayman juga menambahkan bahwa Iran menjadi 'mentor' bagi Hamas dalam pengembangan senjata. Hal ini didapati karena Iran membantu Hamas hingga memiliki keahlian manufaktur senjata.

"Iran juga Hamas dengan manufaktur pribuminya, memungkinkan Hamas untuk membuat persenjataannya sendiri," tambahnya.

Hal ini dikonfirmasi oleh Hamas melalui Kepala Hubungan Luar Negeri Hamas, Ali Barka. Ia mengatakan bahwa Hamas memiliki pabrik senjata lokal yang dapat memproduksi roket, mortir, senapan serbu beserta amunisinya.

"Kami memiliki pabrik lokal untuk semuanya, untuk roket dengan jarak tempuh 250 km, 160 km, 80 km, dan 10 km. Kami juga memiliki pabrik untuk mortir dan pelurunya. Selain itu kami memiliki pabrik untuk Kalashnikov (Senapan AK) dan pelurunya. Kami memproduksi peluru dengan izin dari Rusia. Kami membangunnya di Gaza," jelasnya kepada saluran berita Russian Today.

Walau begitu, Israel dan Amerika Serikat belum memiliki bukti langsung yang menunjukkan keterlibatan Iran dalam serangan roket Hamas baru-baru ini.

Daur Ulang ala Hamas

Serangan Israel dengan bom dan berbagai persenjataan yang menyisakan limbah logam juga menjadi keuntungan bagi Hamas.

Menurut seorang peneliti dari Washington Institute for Near East Policy, Ahmed Fouad Alkhatib, ketika Gaza diserang maka akan ada limbah berupa lembaran logam, pipa logam, tulangan logam dan kabel listrik. Bahan inilah yang nantinya masuk ke bengkel Hamas dan diolah menjadi tabung roket atau bahan peledak lainnya.


"Operasi Israel secara tidak langsung memberikan Hamas bahan-bahan yang jika tidak diawasi dengan ketat atau dilarang sama sekali di Gaza," ungkap Alkhatib.

Seorang peneliti dari MEI, Charles Lister juga menambahkan bahwa Hamas memiliki insinyur roket dan rudal yang berada dalam satu jaringan dengan Iran. Hal ini telah meningkatkan kemampuan produksi senjata dalam negeri Hamas.

"Bertahun-tahun memiliki akses ke sistem yang lebih canggih telah memberikan para insinyur Hamas pengetahuan yang diperlukan untuk secara signifikan meningkatkan kapasitas produksi dalam negerinya," ungkap Lister.(**/red)