Nasional, Buana Informasi TV - Lebih dari 40 pesawat militer China terdeteksi mengudara di sekitar wilayah Taiwan dalam sehari. Ini menjadi insiden terbaru dalam ketegangan antara Taipei dan Beijing yang saling bertetangga namun banyak diwarnai perselisihan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (1/11/2023), China mengklaim Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya yang akan direbut suatu hari nanti, jika perlu dengan kekerasan. Sepanjang tahun ini, Beijing meningkatkan tekanan militer dan diplomatik terhadap Taipei.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan dalam pernyataannya menyebut 43 pesawat militer dan tujuh kapal Angkatan Laut China terdeteksi di sekitar wilayahnya dalam periode 24 jam, tercatat hingga Rabu (1/11) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar pesawat militer China terdeteksi terbang melintasi garis median Selat Taiwan.
"Sebanyak 37 pesawat terdeteksi telah melintasi garis median Selat Taiwan dan memasuki ADIZ Taiwan bagian barat daya dan tenggara," sebut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan dalam pernyataannya.
Garis median yang dimaksud merupakan pembatas tidak resmi yang membagi Selat Taiwan sepanjang 180 kilometer, yang memisahkan Taipei dan Beijing, ke dalam dua jalur perairan.
Sementara ADIZ Taiwan merupakan area luas yang dipantau dan menjadi area patroli militer Taiwan, untuk memberikan lebih banyak waktu kepada pasukannya dalam menanggapi ancaman yang muncul. Dalam aksinya, pesawat-pesawat militer China hanya memasuki ADIZ dan belum memasuki wilayah udara Taiwan.
Bulan ini, Menteri Pertahanan Taiwan menyebut China meningkatkan 'intimidasi militer' tahun ini dengan menerbangkan lebih banyak pesawat militer ke sekitar Taiwan dan mempercepat penempatan rudal-rudal balistik.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan hampir setiap hari aksi penyusupan oleh militer China, yang tahun lalu menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar perairan Taipei.
Pada September lalu, China mengerahkan 103 pesawat militer ke sekitar Taiwan dalam waktu 24 jam, yang digambarkan oleh Taipei sebagai 'level tertinggi baru-baru ini'.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, pada saat itu, menyatakan bahwa 'pelecehan militer yang terus-menerus dilakukan oleh Beijing bisa dengan mudah menyebabkan peningkatan tajam dalam ketegangan dan memperburuk keamanan regional'.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan China menuduh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan telah mendorong pulau itu menuju 'situasi perang yang berbahaya' dengan 'kecepatan yang dipercepat' setelah adanya laporan soal Taipei berencana membeli ribuan drone militer selama empat tahun ke depan. (**/red)