Nasional, Buana Informasi TV - Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengambil tindakan terkait perang Israel-Hamas. Rusia dan China memveto draf resolusi yang dipimpin Amerika Serikat, sementara draf resolusi yang dipimpin oleh Rusia tidak mendapat cukup dukungan.
Amerika Serikat, pendukung setia Israel yang menggunakan hak vetonya pekan lalu, mengajukan sebuah resolusi yang akan mendukung "jeda kemanusiaan" untuk membiarkan bantuan masuk ke Jalur Gaza dan mendukung hak "semua negara" untuk membela diri dalam batas-batas hukum internasional.
Rancangan resolusi yang diajukan AS itu tidak menyerukan gencatan senjata penuh. Rusia mengajukan proposalnya sendiri yang mengupayakan "gencatan senjata kemanusiaan yang segera, berlangsung lama, dan dihormati sepenuhnya, dan mengutuk semua kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil."
Sepuluh negara mendukung draf resolusi AS, tetapi Rusia dan China menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan resolusi tersebut. Uni Emirat Arab, yang hubungannya dengan Israel telah menghangat sejak normalisasi pada tahun 2020, juga menolaknya, sementara dua negara lainnya, Brasil dan Mozambik, abstain.
"Sudah jelas bahwa AS tidak ingin keputusan Dewan Keamanan PBB mempunyai pengaruh apa pun terhadap kemungkinan serangan darat Israel di Gaza," kata Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dikutip kantor berita AFP, Kamis (26/10/2023).
"Dokumen yang sangat dipolitisasi ini jelas mempunyai satu tujuan - bukan untuk menyelamatkan warga sipil namun untuk menopang posisi politik AS di kawasan," ujarnya mengenai draf resolusi AS yang diveto Rusia.
Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, bersikeras bahwa Amerika Serikat telah menerima masukan dari negara-negara lain sejak vetonya pekan lalu.
"Amerika Serikat sangat kecewa karena Rusia dan China memveto resolusi ini," kata Thomas-Greenfield. "Kami memang mendengarkan kalian semua."
Dia menuduh Rusia melakukan "perilaku sinis dan tidak bertanggung jawab" karena mengajukan draf resolusinya sendiri "tanpa konsultasi" dan "ada sejumlah bagian yang bermasalah."
Hanya Rusia, China, Uni Emirat Arab dan Gabon yang memberikan suara setuju untuk rancangan resolusi tersebut. Amerika Serikat dan Inggris menolaknya, sedangkan sembilan negara lainnya termasuk sekutu AS, Prancis dan Jepang, abstain.
Duta Besar UEA, Lana Nusseibeh, mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB perlu merespons secara nyata situasi mengerikan di Gaza.
"Kami mendengar lusinan pernyataan yang meminta dewan ini untuk memberikan nilai yang sama terhadap kehidupan orang Palestina seperti halnya terhadap kehidupan Israel," katanya.
"Kita tidak bisa membiarkan adanya keraguan mengenai hal ini. Tidak ada hierarki kehidupan sipil," imbuhnya.
Dengan kebuntuan Dewan Keamanan, Majelis Umum PBB dijadwalkan untuk membahas perang Hamas dan Israel pada hari Kamis dan Jumat. (**/red)