breaking news Baru

AS Serukan Israel Izinkan Bahan Bakar Dan Bantuan Masuk Ke Gaza

Nasional, Buana Informasi TV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyerukan Israel, sekutunya, berbuat lebih banyak untuk mengizinkan bahan bakar dan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah Jalur Gaza, saat serangan terhadap Hamas di bagian selatan daerah kantong Palestina itu semakin intensif.
"Saat ini belum cukup banyak hal yang dilakukan," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (6/12/2023).

"Level bantuan yang masuk (ke Jalur Gaza) tidak mencukupi. Jumlahnya perlu ditingkatkan, dan kami telah menjelaskan hal itu kepada pemerintah Israel," sebut Miller.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam kunjungan ketiganya ke Timur Tengah, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menekan pemerintah Israel untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan meminimalkan kerugian sipil dalam serangan-serangannya.

Pasukan Israel menyerbu Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan pada Selasa (5/12) waktu setempat, dan rumah-rumah sakit setempat berjuang untuk menangani sejumlah besar warga Palestina yang tewas maupun luka-luka.

Dalam apa yang tampaknya merupakan serangan darat terbesar di Jalur Gaza sejak gencatan senjata berakhir pekan lalu, Israel mengklaim pasukannya -- yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur -- telah mencapai jantung kota Khan Younis dan mengepungnya.

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berada di Jalur Gaza mengatakan pada Selasa (5/12) waktu setempat bahwa situasinya semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut sedikitnya 16.248 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama dua bulan terakhir. Jumlah korban tewas itu mencakup 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita.

Sekitar 43.616 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan-serangan Israel.

Sementara sedikitnya 7.600 orang lainnya dilaporkan hilang sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu. (**/red)