breaking news Baru

Dispursip Pesawaran Memborong 3 Penghargaan Dari Perpusnas RI

Pesawaran, Buana Informasi TV - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Pesawaran memborong tiga penghargaan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.

Kepala Dispursip Pesawaran Halimah Zakaria menjelaskan, tiga penghargaan tersebut didapat dalam hasil penilaian dari Perpusnas RI yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di Yogyakarta.

Dijelaskannya, penghargaan pertama diraih oleh Dispursip Pesawaran dengan kategori Implementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Tingkat Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan.

Dari penghargaan tersebut, Pesawaran masuk urutan kedelapan terbaik se-Indonesia.

Kemudian penghargaan kedua adalah Inovasi Advokasi dan Kemitraan Terbaik 2023 pada Peer Learning Meeting Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

“Untuk ini, alhamdulillah kami mendapatkan juara pertama se-Indonesia,” ungkapnya, Selasa (26/9/2023).

Lanjut Halimah, penghargaan yang ketiga didapat atas kategori Fasilitator Daerah of The Year.

Kata dia, penghargaan tersebut diberikan kepada pustakawan yang bekerja di Dispursip Pesawaran.

“Ya, pegawai kami yang bernama Des Yulian ini berhasil meraih penghargaan tersebut,” ucapnya.

Halimah mengatakan, pegawai Dispursip Pesawaran tersebut merupakan pioner yang memfasilitasi desa untuk memberikan inovasi terhadap perpustakaan.

Des Yulian mengaku senang dan bangga atas penghargaan yang diraih tersebut.

Menurutnya, hasil itu didapat berkat kerja sama semua pihak, baik Pemerintah Kabupaten Pesawaran serta desa yang terlibat pada program yang telah dijalankan.

Menurutnya, program yang telah dijalankan tersebut adalah Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang telah dimulai dari tahun 2022.

“Dari program tersebut kami melakukan bimtek dengan turun langsung ke beberapa desa di Pesawaran untuk menyalurkan program itu secara langsung,” katanya.

Dalam program tersebut kami mengembangkan metode keperpustakaan yang telah kami dapatkan dari bimtek tersebut kepada desa.

Sehingga outputnya saat ini perpustakaan desa dapat dikelola secara mandiri, adaptif, dan mampu up to date dengan seiring kebutuhan masyarakatnya.

Seperti menyediakan buku-buku pengetahuan, kursus, dan berbagai pelajaran lainnya untuk masyarakat.

“Jadi masyarakat dapat memamfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan masyarakat dengan berbagai kegiatan,” ucapnya.

Ia bersyukur progam tersebut telah berjalan dengan baik dengan tiga desa menjadi yang terbaik.

Des menyebut tiga desa tersebut ialah Desa Sanggi, Purworejo, dan Tamansari. (**/red)