Nasional, Buana Informasi TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menemui langsung tentara-tentara Israel yang ditempatkan di kota Mavklim, dekat perbatasan Jalur Gaza. Kunjungan dilakukan saat militer Israel bersiap untuk kemungkinan serangan darat terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya News, Jumat (20/10/2023), Gallant saat berbicara di hadapan tentara Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza pada Kamis (19/10) waktu setempat memperingatkan bahwa pertempuran akan berlangsung sengit dan mematikan.
"Pertempuran akan sangat ekstensif, akan sulit, dan kita akan bertindak secara tepat, tajam, dan mematikan," ucapnya.
"Namun akan ada harga untuk itu, dan kita juga memiliki harga yang harus dibayar, tapi kita akan terus melanjutkannya hingga kita menyelesaikan operasi ini sepenuhnya," tegas Gallant dalam pernyataannya.
Dia juga mengatakan kepada tentara-tentara Israel yang ditemuinya di dekat Gaza bahwa mereka akan segera melihat daerah kantong Palestina itu 'dari dalam'. Kalimat itu mengindikasikan bahwa invasi darat ke Jalur Gaza yang bertujuan menghancurkan Hamas mungkin akan segera terjadi.
"Kalian sekarang melihat Gaza dari kejauhan, kalian akan segera melihatnya dari dalam. Komando akan datang," ucap Gallant kepada tentara-tentara Israel yang ditemuinya.
Israel terus melancarkan serangan udara terhadap Jalur Gaza selama lebih dari sepekan terakhir, untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.400 orang. Sementara gempuran Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 3.500 orang di Jalur Gaza, dengan seperempatanya anak-anak.
Serangan udara terus-menerus dan antisipasi invasi darat oleh Israel semakin meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik.
Kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran mengatakan pihaknya menembakkan roket ke posisi Israel di desa Manara pada Kamis (19/10) waktu setempat. Israel membalas dengan melancarkan serangan artileri ke wilayah Lebanon.
Aksi saling serang lintas perbatasan ini tercatat sebagai peningkatan kekerasan terburuk di perbatasan Israel-Lebanon dalam 17 tahun terakhir. (**/red)